Snow Angels (2007)

Wednesday, December 15, 2010 at 3:42 AM

Kate Beckinsale tampil dengan pesona ibu muda yang dirundung masalah keluarga, tapi dengan tetap tidak mengurangi kadar cantiknya, Beckinsale tampil sangat prima dengan menampilkan akting terbaiknya, at least dengan karakter seperti ini Kate berhasil menampilkan sesuatu yang baru diluar karakter karakternya di film Major Studio, (sok tau emang gue ...lol).

Suara tembakan dengan latar sekelompok anak sekolah tengah latihan olahraga adalah awal pembuka film ini, dan selanjutnya penonton digiring kebeberapa bulan sebelum suara tembakan itu terdengar, bersetting disebuah kota kecil, cerita standar ala telenovela digeber, seorang wanita yang ingin berpisah dari suaminya yang mabuk-mabukan, sang suami yang merasa sudah tobat, dilanjutkan dengan affair si wanita dengan suami orang.. Oooppsss lebih tepatnya suami sabahat baiknya, lalu diakhiri dengan tewasnya seorang anak kecil yang berujung pada ujung yang lebih menyedihkan lagi.

Diangkat dari novel bejudul sama, ada banyak sekali plot-plot berlapis, ada masalah dalam masalah, setiap karakter seperti membawa masalah masing masing, lalu kemudian terakumulasi dengan sebuah tembakan, untungnya keribetan plotnya tidak diikuti dengan keribetan penyajiannya, semua tampak alami, tidak ada emosi membabi buta layaknya telenovela.

Love Beckinsale than you'll love snow angels

Cast : Sam Rockwel, Kate Beckinsale, Michael Angarano, Deborah Allen, etc

Directed By : David Gordon Green

My Rate : 3,7/5

Btw sedikit curhat, akhir akhir ini kok gue agak mulai males yah nulis, bahkan untuk dua paragraph saja sepertinya males banget, what should I do ??? :(

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Vertigo (1958)

Friday, December 10, 2010 at 2:22 AM

Dan memang bener efek samping dari menonton film ini adalah Vertigo, pusing memikirkan plotnya yang misterius sekali ditambah dengan twist menarik, o jangan lupa dengan endingnya yang cukup membuat kita terbelalak kagum dan kemudian harus menghela nafas ... Terkepung diantara dua rasa puas dan kecewa.

Scene dibuka dengan kejar kejaran diatap gedung gedung tinggi, dan pemeran utamanya Scottie harus menyaksikan partnernya jatuh dari ketinggian, hal ini yang menyebabkan ia menderita semacam phobia akan ketinggian dan vertigo, ditengah masa rehat sebagai detective, Scottie mendapat tugas untuk menyelidiki isteri seorang jutawan yang oleh suaminya diyakini dirasuki oleh roh orang yang telah meninggal. Scottie awalnya enggan menangani kasus ini, namun akhirnya terjebak dalam sebuah permainan seru.

Sebuah film Alfred Hitchcock yang menurut gue mempunyai pencapaian yang sangat hebat untuk plot, settingan, dan akting pada tahun 1958, bayangkan scene kejar kejaran diatas gedung apartment, pemanfaatan green/blue screen di beberapa scene, walaupun masih kurang halus, namun masih sedap dipandang mata.

Film ini mempunyai kekuatan penuh pada cerita dan twistnya, setidaknya ada dua babak dengan dua ending yang menarik yang ditawarkan, dan sutradara sepertinya memang sanggup membuat gue puas tapi kemudia duduk terhenyak sambil menahan nafas.

Sepertinya Alfred Hitchcock menjadi salah satu sutradara favorite gue, saatnya mencari film filmnya yang lain :)

Cast : James Stewart, Kim Novak, Barbara Bel Geddes, Tom Helmore, etc

Directed By : Alfred Hitchcock

My Rate : 4,3/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

The Virgin Suicides (1999)

Saturday, December 4, 2010 at 2:22 AM

Film ini terus terang sempat membuat gue harus menghela nafas dalam - dalam dan terperangah dengan endingnya, Sofia Coppola maunya apa yah ? Kok bisa bisanya film ini membuat gue frustasi.

Berfokus pada keluarga Lisbon, keluarga Amerika yang taat beragama, punya lima orang putri yang cantik, di awal scene kita disuguhi percobaan pembunuhan oleh putri mereka yang paling kecil, hal ini sontak membuat penduduk kota geger dan menjadi topik pembicaraan, Ronald Lisbon yang bertindak sebagai keluarga akhirnya sedikit memberi ruang kebebasan pada anaknya, tampak dari luar memang keluarga Lisbon sangat dispilin dan tertutup, sedikit ruang kebebasan yang diberikan oleh Ronald awalnya berdampak positif pada anak-anaknya, namun salah satunya yaitu lux Lisbon (Kirsten Dunst) yang paling dominan diantara putri putri Lisbon terlibat sex bebas, dan entah kenapa beberapa saat kemudian putri-putri Lisbon kembali mengasingkan diri, komunikasi mereka dengan dunia nyata hanyalah lewat empat orang pria tentangga mereka, komunikasi hanya dibangun lewat telephon dan lagu. Hingga pada suatu malam Putri - putri Lisbon mengundang ke-4 pria tetangga mereka untuk mampir dan melarikan diri.

Bersetting tahun 70-an, musik Rock n Roll masih dianggap benda haram, terlihat ketika Sara Lisbon, ibu mereka membakar beberapa piringan hitam milik putrinya yang menurutnya memberi pengaruh buruk akan keadaan keluarganya.

Menurut gue melihat tingkah polah Putri Lisbon dari luar sama sekali tidak mengindikasikan keberanian mereka untuk bunuh diri, mereka terlihat sehat secara fisik, bahkan tidak ada tekanan berat yang harus dirasakan oleh putri putri mereka, lantas apa penyebab dari semua ini ? Sampai diujung sebetulnya masih menjadi misteri buat gue.

Sofia Coppola, gue terkesima dengan Lost in Translation dan Marie Antoinette, gaya penyutradaraanya yang membuat sebuah cerita yang biasa saja jadi kelihatan sangat menarik, berbeda dengan 2 film diatas, The Virgin suicides lebih dalam menggarap sisi psikologi seseorang, tak lupa Sofia Coppola menyisipkan sisi horror, tentu saja di beberapa plot kita akan berpikir apakah ini film horror ???

The Virgin suicide bukanlah film hiburan, butuh pemahaman untuk menontonnya, kalaupun tidak terhibur dengan ceritanya, pastikan Kirsten Dunst abg dapat menghibur kalian dengan gaya gayanya yang manja. Lol

Cast : James Woods, Kathleen Turner, Kirsten Dunst, Josh Hartnett etc.

Directed By : Sofia Coppola

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Thirst (Korea - 2009)

Thursday, December 2, 2010 at 2:46 AM

Dimata gue, Thirst memberikan gambaran sosok Vampir yang manusiawi, tidak ada seringai yang berlebihan, emosi yang tercipta ketika seorang manusia berubah menjadi vampir sepertinya mewakili sebuah realita, itupun kalau vampir bener bener exist yah. Lol.

Seorang pendeta mendedikasikan hidupnya menjadi Martyr of God, caranya adalah menjadikan tubuhnya sebagai media ekperimentasi dalam mencari vaksin sebuah penyakit, hingga pada suatu saat dia mengalami keadaan kritis namun akhirnya terselamatkan karena tubuhnya di suntikkan 'darah' yang terkontaminasi dengan darah Vampire, dan inilah babak pertama dalam film ini, selanjutnya Pendeta itu menjadi semacam malaikat dimana ia mempunyai kemampuan menyembuhkan penyakit, berlanjut ke plot inti, dimana ia berbagi rahasia dengan seorang istri dari pasiennya, hubungan yang akhirnya mengubah sang wanita menjadi vampir dan pergolakan diantara dua karakter vampir yang baik dan jahat.

Thirst memang berarti "haus" disini diartikan sebagai kehausan akan darah manusia, tapi tenang scene yang ditampilkan tidaklah se-gore yang gue perkirakan, percikan darah memang pasti ada tapi kekuatan cerita juga menyeimbangi, Vampire pun dikembalikan ke karakteristik aslinya, Haus darah manusia, tak ada V-juice yang dapat mensubsitusi darah manusia seperti pada serial True Blood, dan juga hanya keluar pada malam hari, tentu saja bentuknya persis seperti manusia normal tidak seperti penggambaran The Cullens yang bersinar.

Karakter vampire wanita difilm ini sangat menarik perhatian, melihat aktingnya yang terkadang komikal, keberaniannya berakting dalam scene ML juga patut di acungkan jempol, bahkan karakternya menjadi puncak dari film ini.

Ending part adalah scene yang paling maksimal, beberapa pasti akan merasa kecewa melihat tidak ada satu katapun terucap dari dua karakternya, kita hanya disajikan adegan kucing kucingan antara dua character dan ditutupi dengan simbol sepatu yang jatuh, sebuah ending yang sangat menarik menurut gue.

Menonton film ini dan membandingkan dengan The Twillight series persis seperti membandingkan sebuah film bagus dengan sinetron ular ularan di Indosiar. :)

Cast : Kang-ho Song, Ok-bin Kim, Hae-sook Kim, Ha-kyun Shin, etc

Directed : Chan-wook Park

My Rate : 3,8/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Cabin Fever 2 : Spring Fever (2009)

Tuesday, November 30, 2010 at 11:26 PM

Gue terkecoh, gue tertipu, gue terhina, 10 menit menonton film ini gue baru sadar kalo film ini bukan lah Cabin Fevernya Eli Roth, salahkan mas mas bajakan yang menjual film ini, ooppsss salahkan para produsen yang tidak melampirkan huruf "2" pada titlenya, ooppsss apa mestinya gue yang disalahkan karena addicted dengan dvd bajakan yah ??? Lol.

Opening film dibuka dengan animasi proses sebuah sumber mata air yang terkontaminasi Virus yang akhirnya masuk kedalam botol air mineral, dan packing pertama air mineral tersebut dikirim menuju sebuah SMU, at least benang merah dengan cabin fever nya Eli Roth terjalin dengan lancar, drama horror gorypun dimulai, virus menyebar dengan cara menjijikan, air kencing seorang janitor yang dikira sirup, diminum rame rame, close up bagian genital yang terinfeksi oleh virus, dan banyak hal hal yang menjijikkan lainya.

Cabin Fever 2 sepertinya bukanlah horror gore seperti prequelnya, buat gue tidak lebih dari Komedi yang menjijikkan, Komedi dengan selera humor rendah dan "menjijikan" dalam arti sebenarnya dapat membuat gue merasa mual.

Dan untuk character yang terdapat di film ini. Tidak ada satupun yang likeable, just average abg ababil yang annoying dan ketularan virus.

Note : tidak perlu meluangkan waktu mencari ataupun mendownload film ini, biarlah gue yang tersiksa menonton film ini.

Cast : Rider Strong, Noah Segan, Alexi Wasser, Rusty Kelley ... (Who the hell are they ??? )

Directed By : Ti West (nah ini siapa lagi sutradaranya ??? )

My Rate : 1,3/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Adaptation (2002)

Saturday, November 27, 2010 at 2:04 AM

Nicholas Cage berada pada titik cemerlang karirnya ketika membintangi beberapa film macam Lord of War, Matchstick Men, City of Angels, Wild at Heart etc, sedangkan film macam Next, Nationa Treasure series hanyalah memperburuk CV nya saja, imho loh.

Adaptation adalah film rumit dan tidak semua orang dapat menikmatinya dengan gampang, setali dengan Being John Malkovich, film ini mempunyai pattern yang sama, dibanding BJM film Adaptation jauh lebih ringan, dan Charlie Kauffman berhasil memadukan dunia fiksi dan non fiksi kedalam sebuah film, orang awam seperti gue tentu saja tidak tahu mana charachter yang real dan fiksi.

Charlie Kauffman bertindak sebagai penulis yang juga menuliskan film ini, nah lo ??? Jadi gini, karakter utama dalam film ini adalah Charlie Kauffman (Nicholas Cage) yang memang adalah karakter nyata dalam kehidupan nyata, mempunyai seorang saudara yang juga penulis Donald Kauffman, di film ini kita juga melihat settingan film Being John Malkovich dengan cameo John Malkovich dan crew film, dan part ini adalah nyata, lantas apa yang fiksi dalam film ini ??

Charlie Kauffman didaulat oleh Agen dan produsernya untuk mengadaptasi sebuah Novel tentang Bunga Anggrek, Charlie Kauffman bergulat dengan sebuah novel yang dipikirannya sangat tidak pantas atau tidak bisa di Adaptasi menjadi sebuah film, disisi lain Donald Kauffman yang juga diperankan oleh Nicholas Cage berjaya dengan script filmnya yang terkesan lebih pop, Charlie merasa tersaingi, hal ini cukup membuat dia merasa stuck dengan penulisan scriptnya, di plot lain kita melihat seorang novelis wanita yang jatuh cinta pada narasumbernya, dan novelis itulah yang menulis buku tentang anggrek.

Do oh, susah bener gue menjelaskan plot film ini, atau mungkin juga gue gak bisa mengadaptasi plot film ini dalam bentuk kalimat, sigh

Nicholas Cage bermain sangat cemerlang di film ini, namun melihat dia memerankan dua karakter secara bersamaan, yaitu Charlie Kauffman dan Donald Kauffman, terkadang membuat gue salah persepsi dan menganggap Charlie Kauffman mempunyai alter ego ataupun multipel personality.

And as for Charlie Kauffman, dia berhasil meramu film ini menjadi unik dan tidak gampang, dunia nyata dan dunia khayal digabung menjadi satu. sepertinya sutradara Spike Jonze memang cocok bekerjasama dengan Charlie Kauffman.

Buat temen temen yang berniat menonton film untuk mencari hiburan, maka film ini sepertinya tidak masuk hitungan. :)

Cast : Nicholas Cage, Tilda Swinton, Meryl Streep, Chris Cooper, etc

Directed By : Spike Jonze

My Rate : 3,7/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Clash of The Titans (2010)

Tuesday, November 23, 2010 at 12:15 AM

Mitologi Yunani memang punya daya tarik tersendiri, dewa-dewa dengan kekuasaan absolut saling berantem, punya anak haram dengan manusia yang disebut demigods, haus kekuasaan, mempunyai ego dan emosi, now I wonder, sepertinya dewa-dewa itu lebih manusia dari pada manusia itu sendiri.

Perseus (Sam Worthington) adalah tokoh utama dalam film ini, ia tentu saja adalah seorang demigods, namun as we know it, ketika demigods terlahir biasanya Dewa akan membuang anak tersebut, Perseus dibesarkan oleh nelayan, disaat yang sama penduduk sebuah kota marah kepada dewa dan berhenti menyembah mereka, padahal kekuatan dewa berasal dari persembahan dan puja puji manusia. Hal ini dimanfaatkan oleh Hades (cmiiw) memporak porandakan suasana, seperti halnya film Percy Jackson & The Olympians : The Lightning Thief film ini disudahi dengan menjadikan kepala Medusa sebagai senjata utama. Maaf kalau spoiler besar-besaran, lol.

Menonton film jelas lebih mengasikan dari pada menyaksikan Percy Jackson buatan Chris Colombus, Clash of The Titans hadir lebih dark dan serius, walau boleh dibilang masih terkesan sangat Pop, tapi aksi yang ditawarkan lumayan seru, as for Medusa, gue lebih suka Medusa di film ini, penerjemahan bentuk Medusa jauh lebih menyeramkan ketimbang melihat Uma Thurman dengan kacamata hitammnya.

Sebagai film hiburan, jangan berharap lebih, nikmati saja spesial effectnya yang bagus.

Cast : Sam Worthington, Liam Neeson, Ralph Fiennes, Jason Flemyng.

Directed By : Loius Leterrier

My Rate : 3,3/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Un Prophète (France - 2009)

Sunday, November 21, 2010 at 3:38 AM

Sudah sebulan lamanya menonton film ini, tapi karena kebuntuan dan kehabisan ide curhatan, maka baru detik ini gue mulai kembali curhat film di blog ini, semoga dengan review kecil kecilan ini akan kembali memberi semangat buat gue meneruskan blog ini. Amien.

Un Prophète atau The Prophet mengusung tema Penjara, kekerasan, rasial dan agama, Plot yang hampir sama terjadi di hampir semua penjara yang ada seluruh dunia, bedanya adalah pada karakternya yang terombang ambing pada dua tempat, Malik, adalah seorang pria usia 19 tahun campuran Muslim arab dengan Corsican, sehingga agak susah buat dia menempatkan posisinya ketika Penjara, menjadi setengah setengah dalam hal ras dan agama adalah masalah.

Malik di hukum 6 tahun penjara, oleh seorang mafia Corsican ia direkrut untuk dijadikan anak buah, namun pada saat yang bersaman ia juga berkoalisi dengan kelompok arab muslim, setiap tindakannya mempunyai muatan politik untuk bertahan di kerasnya kehidupan penjara.

Un Prophète menawarkan sisi yang realistis tentang kehidupan penjara, walau diselipi dengan sisi surreal dalam bentuk kehadiran sosok pria arab yang pernah dibunuh oleh Malik, kehadirannya yang surreal menjadi teman Malik berbincang-bincang didalam penjara.

Akting yang brilian dipersembahkan oleh aktor utama yaitu Tahar Rahim, sebagai Malik, ia menjelma menjadi seorang pria yang ditempa oleh kekerasan dan politik penjara. Seiring filmnya berjalan karakternya berubah teratur seiring perjalanan waktu yang ia habiskan dipenjara.

Sebagai film wajib tonton gue harus warning buat yang mau nonton dengan durasinya yang 2 jam lebih, dan memang terdapat beberapa scene yang 'flat'.

My Rate : 3,7/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Before Sunrise (1995)

Tuesday, October 26, 2010 at 5:17 AM

Menonton film ini pertama kali tahun 2000 dan terus terang gue hanya betah 10 menit pertama, mengingat masa itu adalah zaman gue lagi labil labilnya, dulu menurut gue film yang bagus adalah film yang kaya akan spesial effect dan aksi, Drama seperti ini hanyalah menghabiskan waktu saja. Tapi ketika menonton film ini sebulan yang lalu, gue merasa sangat menyesal kenapa dulu gue gak menonton film ini yah ??? It is a great movie, indeed.

Berfokus hanya pada dua karakter utama, Jesse (Ethan Hawke) dan Celine (Julie Delpy) keduanya bertemu dalam sebuah kereta menuju Vienna, Jesse adalah pria Amerika yang tengah melakukan perjalanan ke eropa, sedang si cewek adalah gadis perancis yang cantik dengan pemikiran yang sangat terbuka. Perkenalan yang membuat mereka saling bertukar pikiran dan pendapat dimulai dari masalah filosofi, seksualitas, reinkarnasi, bahasa dsb. Perkenalan yang berujung Saling ketertarikan satu sama lain, namun waktu kebersamaan mereka harus segera berakhir. Karena Jesse harus terbang kembali ke Amerika melewati Vienna.

(Spoiler) Tentu saja film ini bersetting eropa pra-facebook dan twitter, namun disini letak keromatisannya, sesaat sebelum berpisah kedua pasangan dadakan ini berjanji akan bertemu beberapa tahun lagi ditempat yang sama, memang terasa aneh, bukankah lebih gampang jika mereka saling bertukar nomor telepon dan berjanji akan bertemu kapan saja mereka mau, sepertinya memang mereka memperlakukan cinta lebih tradisional, lol.

Before sunrise tampak sangat natural dengan plotnya, semua orang yang bepergian sendiri pasti setidaknya pernah merasakan moment dimana kita bertemu seseorang merasa cocok, percakapan yang nyambung, namun sesuatu hal menghalangi kita untuk terus bersama, moment ini bener-bener diulas dengan maksimal, ditambah chemistry yang bener bener hebat antara kedua aktornya, my favorite scene adalah ketika di toko buku, keduanya hanya terdiam dan saling curi curi pandang dan berusaha menghindari eye contact, scene ini bener bener bikin romantis dan mendebarkan, lol.

Before Sunrise adalah sebuah film tentang kehidupan, cinta dan romantisme ... Oohh bahasa gue jadi lebay begini :)

I can't wait to see Before Sunset

Cast : Ethan Hawke and Julie Delpy

Directed By : Richard Linklater

My Rate : 3,9/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Martyrs (France - 2008)

Monday, October 25, 2010 at 7:51 AM

Thanks to @ouldeboy yang udah ngirim dvd-nya ke gue beberapa bulan yang lalu, sumpah gue bener - bener penasaran dengan film gore ini, sejak mendengar beberapa review dari teman dan sutradara Joko Anwar pun menjadikan film ini sebagai film gore favoritnya, lengkap sudah rasa penasaran gue, namun setelah menonton film ini gue merasa berada diantara rasa puas dan galau, puas dengan endingnya yang cukup bikin gue takjub dan merasa ajaib, plus galau dengan gore, dan sisi psikologi yang ditimbulkan akibat penyiksaan, yang ternyata lebih menyeramkan dari sesi penyiksaan itu sendiri.

Martyrs berfokus pada dua orang cewek, Anna dan Lucie yang mengalami penyiksaan pada masa kecil, namun 15 tahun kemudian Anna berencana membalas dendam akan penyiksaan yang dia alami, dimulai dengan membantai tanpa ampun satu keluarga yang mereka akui sebagai orang yang bertanggung jawab atas penderitaan mereka, apa yang kemudian mereka temui adalah lapisan terluar dari sebuah organisasi yang paling bertanggung jawab atas kelamnya masa lalu mereka, ditengah itu Anna pun harus bergulat dengan sesosok makhluk yang terus meneror dan menyiksanya setiap saat, seakan membuatnya bersalah telah meninggal seseorang dimasa lalu yang seharusnya dapat ia selamatkan.

Apa yang membuat Martyrs terasa lebih ngeri bukanlah pada make up artisnya, lebih kearah efek psikologi yang timbulkan akan penyiksaan, dimana otak tidak dapat berfungsi secara maksimal dan membedakan antara ilusi dan kenyataan, dan Anna sebagai korban yang parah menghadapi masalah ini, dia berhadapan dengan "Balas Dendam" dan "Kewarasan" dirinya sendiri.

As I said before, ending film ini spektakuler, tujuan dari semua proses penyiksaan ini juga menjadi pertanyaan gue dan semua orang, how do feel when death is infront of you ??? Jawaban ini memang diwakili dengan sequence berbentuk lubang panjang layaknya memasuki sebuah pintu, dan pintu itu adalah kematian, namun visualisasi tersebut sebenarnya di sampaikan dalam bentuk kata-kata namun oleh sutradara dibuat mengambang dan menjadi misteri, sepertinya .. Setiap orang akan punya pengalaman berbeda nantinya.

Dari sisi Gorenya, gue harus bilang masih belum maksimal jika dibandingkan dengan film Perancis lain berjudul Frontier(s) dimana setelah Karakter Yasmine di siksa abis abisan dan kemudian selamat dia berjalan dengan terengah engah sembari tremor, seakan psikologinya bener-bener terguncang, sesuatu yang bisa membuat penikmat Gore sejati orgasme.

Cast : Morjana Alaoui, Mylene Jampanoi, Catherine Begin, Robert Toupin, etc

Directed By : Pascal Laugier

My Rate : 3,7/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Dawn of Dead (2004)

Sunday, October 24, 2010 at 4:04 AM

Dan ini adalah remake dari film zombie berjudul sama produksi tahun 1978 karya sutradara George Romero, can't compare between the two karena versi aslinya belum pernah gue tonton, namun yang pasti adalah zombie di film ini pun semakin lapar dan berjalan dengan kencang, at least adrenalin kebangun dengan bagusnya, tidak hanya itu pertikaian antar karakter pun cukup kuat dibangun, hasilnya boleh donk kalau gue bilang Dawn of Dead adalah film zombie terbaik yang pernah gue tonton, o wait ... Gue khan nonton film zombies hanya berapa biji doank. Lol

Diawali scene seorang nurse yang pulang kerja, bercinta dengan pacarnya, tidur dan paginya diserang oleh seorang anak kecil, beruntung dia sempat melarikan diri, kota chaos seketika namun kemudian ia terjebak di sebuah mall bersama manusia manusia yang belum tergigiti oleh Zombie, plot sederhananya adalah seperti itu, tapi yang menarik adalah mengamati kehadiran zombie yang tak terduga, transformasi manusia mati yang kemudian hidup kembali dalam bentuk zombie, serta trik bagaimana menghabisi zombie dengan tuntas, ditambah drama antar karakter yang terjebak dalam mall tersebut.

Wajar gak yah kalau gue ngebandingin film ini dengan semisal Rec Series ataupun Shaun of Dead ? Secara yang gue tonton memang hanya baru itu, Rec tampil lebih fresh dengan gaya dokumentasinya , sedangkan Shaun of dead adalah film zombie dengan genre comedy tapi semua film ini memberikan kepuasan sendiri.

Cast : Sarah Polley, Ving Rhames, Jake Weber and Mekhi Phifer etc

Directed by : Zack Snyder

My Rate : 3,6/5


Sent From my iPhone 3GS Read More..

We Own The Night (2007)

Friday, October 22, 2010 at 7:50 AM

Opening scene dibuka dengan menampilkan tubuh Eva Mendes yang polos tengah diubek-ubek oleh Joaquin Phoenix, sebuah awal yang cukup menjanjikan, or at least ini adalah kali pertama gue menyaksikan keberanian Eva Mendes dalam meng-explor tubuhnya secara maksimal, selanjutnya .... Basi.

Good Cop, black sheep of family, drug dealer dan cinta adalah formula film ini, Mark Warlbergh dan Joaquin Phoenix disandingkan sebagai dua saudara yang berbeda profesi, Mark Walbergh adalah seorang polisi sedangkan Phoenix bekerja pada mafia Russia sebagai manager di sebuah nite club, tentu saja dunia gemerlap sangat dekat dengan bisnis obat terlarang, tentu saja ini menjadi pemicu bentrok dua bersaudara, dengan latar keluarga polisi, Phoenix merasa terpojokkan, karena suatu peristiwa dramatis maka ia harus memutuskan untuk membela keluarga ataukah Mafia Russia.

Mark Walbergh sebagai seorang polisi, tentunya mengingatkan gue dengan The Departed, sayang sekali memang gak secemerlang di film the departed, pun dengan Eva Mendes yang kebagian peran hanya sebagai pemanis, gue sebagai penonton berharap karakternya kemungkinan punya andil besar dalam membuat cerita lebih kuat dan berwarna, Phoenix adalah karakter yang belakangan menjadi "pahlawan" dalam film ini lumayan bermain dengan porsi yang tepat.

Beberapa scene action memang ditawarkan dan jawaranya ada pada 3/4 film alias klimaks pertama dimana Phoenix menjadi mata-mata polisi dalam mencari pabrik narkoba, selanjutnya cerita mengalami penurunan drastis dan kemudian diakhiri dengan aksi menarik diladang jagung. Jangan harapkan ada twist menarik karena gue hanya digiring untuk menonton film ini tanpa harus menganalisa karakter-karakternya, sebuah karya yang terasa hambar.

Cast : Joaquin Phoenix, Eva Mendes, Mark Walbergh, Robert Duvall, Danny Hoch, etc

Directed By : James Gray

My Rate : 2,9/5


Sent From my iPhone 3GS Read More..

Edge of Darkness (2010)

Thursday, October 21, 2010 at 3:41 AM

Menonton film ini sepertinya Mel Gibson hanya bermain main ditengah kekosongan proyek film yang serius, apa yang perlu diharapkan dari film aksi balas dendam seorang ayah dengan background kejahatan sebuah perusahaan besar. KLISE banget yah plotnya.

Mel Gibson adalah seorang detective polisi di Boston, suatu hari kedatangan putrinya yang tinggal di luar kota, kenyataan sangat pahit harus diterimanya ketika sang putri ditembak orang tidak dikenal persis didepan matanya, kematian putri yang jarang ia temui cukup membuat ia hancur, namun tekad membalas dendam sangat kuat hingga ia mampu membongkar pelaku pembunuhan beserta sebuah perusahaan besar yang mendalangi semua ini.

Entah apa di pikiran Mel Gibson ketika menerima tawaran film ini, dengan plot yang klise dan twist basi film ini hanya menjadi film sampah yang tak berkesan. Lihatlah plotnya yang bolong bolong, dimana istrinya ketika moment itu terjadi ? Dengan melakukan balas dendam sendiri itu berarti dia tidak mempercayai pihak kepolisian yang merupakan perkerjaan utamanya, ok indahkan saja plotnya, mari berfokus pada aksi Mel Gibson yang pun serasa setengah hati bermain difilm ini, tidak ada ketegangan baru, satu yang lumayan menyentil ketika seorang tokoh penjahatnya berkata "Bagaimana rasanya kehilangan seorang putri dan menyaksikannya didepan mata?"
Berkaca pada film Liam Neeson berjudul Taken (2008) yang juga mempunyai plot yang kurang lebih sama, tapi jauh lebih menegangkan dibading EoD.

"That's illegal in Massachusetts." "Everything's illegal in Massachusetts."
One good humor from Edge of Darkness

Cast : Mel Gibson, Ray Winstone, Danny Huston, Bojana Novakovic.

Directed By : Martin Campbell

Sent From my iPhone 3GS Read More..

I Love You Phillip Morris (2009)

Saturday, October 16, 2010 at 6:59 AM

Jika dari judulnya mengingatkan kita dengan produsen rokok semacam Malrboro maka ekspektasi akan dihadapkan dengan (mungkin) sejarah produsen rokok maka kita salah besar, Phillip Morris adalah karakter seorang kriminal kelas cupu. Lantas apa yang membuat film ini bener-bener memakai namanya ???

Tokoh sentral dalam film ini sebenarnya adalah Steven Russel, seorang pria beristri yang 5 menit pertama durasi film telah mengakui ke-gay-annya, itu pun dengan menghadirkan scene dua orang pria tengah 'having sex'. Selanjutnya adalah Steven Russel hidup dalam dunia gay yang glamour, menghambur-hamburkan duit sebanyak banyaknya, namun dengan pendapatan seminim minimnya, alhasil penipuan kartu kredit pun dilakukannya, kejahatan ini lah yang membawanya ke penjara dan bertemu dengan seorang pria sedikit kemayu bernama Phillip Morris, inilah cerita drama cinta Steven Russel, dimana Phillip Morris adalah cinta matinya.
Usaha mati-matian dan penuh taktik dilakukan Steven hanya untuk dapat hidup bersama dengan Phillip Morris.

Jim Carrey adalah Steven Russel, dan sudah sejak lama gue menobatkan diri sebagai anggota 'Jim Carrey Hater", entah kenapa muka plastik dan aktingnya bener bener ganggu dan bikin muak, semua filmnya gak drama, gak komedi selalu menampilkan akting muka plastik, film bagus seperti "Eternal Sunshine of Spotless Mind" pun bikin gue geregetan, dibeberapa scene akting muka plastiknya tetep aja diberdayakan, lain halnya ketika ia bermain The Mask, plot film sangat memungkinkan dia untuk berakting seperti itu, intinya, I just hate him.

Balik ke "I Love You Phillip Morris", Film ini hanyalah sebuah bukti keberanian aktornya untuk beradegan sesama jenis, karena dari segi cerita, film ini sangat amburadul, bahkan tidak enak ditonton, I don't mind gay themes, tapi melihat splapstick-an, drama dan komedi-nya, sangat membuat gue mencak mencak sepanjang 1 jam 45 menit, berusaha menjadi Brokeback Mountainya versi komedi pun film ini gagal total.

Oh wait dijajaran produser nama Luc Besson terpampang, gue gak tahu apa dipikirannya ketika memproduseri film ini.

FAIL ... !!!

Cast : Jim Carrey, Ewan McGregor, Leslie Mann, Rodrigo Santoro.

Directed By : Glenn Ficcara and John Requa.

My Rate : 2,3/5


Sent From my iPhone 3GS Read More..

Oliver Twist (2005)

Friday, October 15, 2010 at 9:18 AM

Roman Polanski mengangkat film ini dari karya besar Charles Dickens, menggambarkan perihnya kehidupan seorang yatim piatu bernama Oliver Twist yang terombang ambing di kota London.

Ini adalah film bertema survival yang sedikit membuat gue termehek-mehek, rasanya tidak sanggup mengkondisikan diri seperti Oliver Twist, terombang ambing di panti asuhan, terjebak di kejamnya orang tua asuh, berjalan selama seminggu menuju kota London dengan lapar dan dinginnya cuaca, terjebak dalam kawanan pencopet cilik dan terakhir terlibat drama perebutan dirinya oleh seorang kaya yang baik dengan ketua pencopet. Lengkap drama ini menindas dan membanting banting Oliver Twist.

Dan film ini adalah perkenalan gue dengan Roman Polanski yang kedua setelah The Pianist yang sangat masterpiece, walaupun tidak secemerlang film The Pianist tapi gaya bertutur Roman Polanski yang teratur dan ditutup dengan ending yang berpihak pada audiens menjadikan film ini sangat likeable.

Setting London pada masa lampau juga cukup memikat, daerah kumuh pun dijejal, fenomena pencopet cilik terlatih sepertinya sudah ada sejak zaman dulu kala, wajah wajah innocent diberdayakan kejalan yang salah, sepertinya fenomena yang sama juga terjadi di kota kota besar Indonesia dimana anak anak di eksploitasi.

Oliver Twist hadir dengan warna sepia yang cukup dominan, mungkin Roman Polanski berusaha memadukan unsur cerita dengan suasana hati Oliver twist yang sedih sehingga beberapa scene memang terasa sangat suram.

Diantara semua karakter, selain tokoh utama Barney Clark, ada nama besar lainnya yaitu Ben Kingsley yang menjelma menjadi orang tua yang mengajarkan Twist mencopet dengan tekhnik sangat halus dan cepat, Ben Kingsley berubah, bahkan gue sendiri sampe tidak bisa mengenalnya, he is a really good actor.

Btw, Film ini wajib tonton, dan inget siapkan tisue :)

Cast : Barney Clark, Ben Kingsley, Harry Eden, etc

Directed by : Roman Polanski

My Rate : 3,7/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Youth in Revolt (2009)

Thursday, October 14, 2010 at 5:59 AM

Michael Cera adalah Nick Twisp, Francois Dillinger dan Carlotta. Tiga karakter yang berbeda kepribadian dan terperangkap dalam satu tubuh. O wait ini bukan parodi Identity dimana John Cusack punya banyak identitas, tapi lebih ke alter ego seorang Michael Cera. Film ini memang tidak sememorable "Super Bad" dan "Juno" tapi beberapa scene sanggup membuat gue ngakak, sepertinya Michael Cera berhasil membuat film komedi "aneh" ini terasa lebih ringan.

Nick Twisp adalah karakter remaja smart, lugu, penasaran akan semua hal dan VIRGIN, berasal dari keluarga broken home, at least diawal penggambaran Nick Twisp masih terlihat seperti anak abg lainnya, pertemuan dengan seorang cewek cantik di area camping membuat Nick berubah, alter egonya yang bernama Francois Dillinger muncul, gue gak tahu apakah ini merujuk ke John Dillinger yang merupakan Public Enemy no. 1 atau tidak, tapi at least karakter alter ego tersebut hadir dengan gaya klimis, dengan tindakan tindakan sangat kriminal dan menghebohkan kota, namun alter ego ini sangat membantu mengangkat keberanian Nick Twisp dalam melakukan hal hal gila untuk mendapatkan cewek idamannya, pun alter ego lainnya Carlota, seorang perempuan jangkung tinggi bersuara aneh yang hadir di salah satu scene adalah wujud lain dari Nick Twisp untuk berusaha menemui cewek idamannya.

Youth in revolt bukanlah drama psikologi berat, tapi sebuah drama komedi gelap yang tidak perlu dianalisa mendalam, Michael Cera dengan karakter karakternya adalah bentuk dari revolusi karakter remaja yang labil dan berubah ubah tergantung situasi yang menguntungkan.

Beberapa scene cukup mengundang tawa, semisal ketika Nick Twisp malu menyebut nama belakangnya yang janggal, dan berkenalan dengan memakai nama "John Dillinger" dan ketika dia berpakaian wanita berbuah menjadi Carlotta, walau kelihatan seperti slapstick-an ala Warkop,
Namun kelihatan sangat wajar dan dodols.

Memang tidak semua scene di film ini gemilang, beberapa scene terasa hambar dan tidak mengena, bahkan terkadang sampe membosankan, at least ur a fans of Michael Cera dan butuh komedi yang berbeda dibandingkan komedi ala Adam Sandlers, film ini jawabannya.

Cast : Michael Cera, Portia Doubdleday, Jean Smart, Steve Buscemi.

Directed By Miguel Arteta

Rate : 3,1/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Veronika Decides to Die (2009)

Wednesday, October 13, 2010 at 6:14 AM

Memang pantas sekali film ini langsung masuk home video aka rilis dvd tanpa melalui bioskop, selain Sarah Michelle Gelar tidak mampu mengangkat kekuatan cerita, pun terdapat plot hole yang cukup membuat gue resah dan bertanya tanya ada apa dengan Veronika, dan segampang itukah keputusannya untuk bunuh diri ?

Veronika adalah tipikal wanita karier tangguh, cantik, dan punya segalanya, namun pada satu titik dia merasa himpitan masalah bener bener menggunung, dan momen inilah dia memutuskan bunuh diri, dengan menenggak banyak sekali pil, tapi ternyata ini bukan saatnya dia "pergi", beberapa minggu kemudian dia terbangun di sebuah rumah sakit jiwa dengan keadaan hati yang rusak, oleh dokter dia diberitahu bahwa kali ini nyawanya tertolong tapi tidak dengan kondisi hati yang rusak, dalam proses penantian kematian, Veronika yang keturunan Slovenia beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit dan bertemu pasien lain yang mengubah wajah dan hidupnya selanjutnya.

Scene opening ini lumayan menarik untuk ditonton, Veronika digambarkan menjadi sosok New Yorker yang stylish, tangguh, tapi tidak didalam, scene ketika minum pil dan menenggak alkohol serta kemudian dia santai sembari membaca majalah sembari menunggu kematian lumayan memberi kesan bagus, tapi selanjutnya scene dirumah sakit seakan basi, tidak ada perubahan emosional mendalam ketika menatap Veronika, sosok yang tampil di otak gue adalah Buffy Vampire Slayer, atau sepertinya Sarah Michelle Gellar belum bertransformasi total menjadi Veronika, membandingkan dengan pendatang pendatang baru sepertinya Gellar sudah sangat tenggelam, pun di scene dia membuka baju dan bermasturbasi di depan seorang pria, sungguh adegan ini bisa menjadi sangat sensasional dan mengangkat pamornya, tapi Gellar hanya rela di shoot sepenggal leher dan backless, itu saja. Dan pun tanpa penjiwaan penuh. Btw, ini bukan berarti gue setuju dengan pornografi, tapi kerangka dan plot film ini sebenarnya sangat kuat namun eksekusinya sungguh setengah hati.

Film psichology ini pun serasa tidak lengkap, sebuah faktor pemicu Veronika untuk bunuh diri adalah suaminya, namun tak ada satu scene pun yang menghadirkan suaminya, bahkan tidak ada konfrontasi dan simpati dari suaminya, mengingat diawal scene dia menyebut suaminya, namun sampe ending karakter itu menjadi semacam ilusi saja.

Diangkat dari novel Paolo Coelho, andai saja diadaptasi menjadi lebih surreal dan absurd, mungkin film ini menjadi lebih menarik.

Cast : Sarah Michelle Gellar, Jonathan Tucker, Erika Christensen, Melisa Leo, Florencia Lozano, David Thewils.

Directed by : Emilie Young

Rate : 2,8/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Yatterman (Japan - 2009)

Tuesday, October 12, 2010 at 5:32 AM

Setelah menonton film ini, gue bertanya-tanya apakah Lady Gaga terinspirasi dari film ini ? Lihat saja Bra multifungsi yang runcing, plusnya di film Yatterman, Bra runcing tersebut adalah senjata yang cukup mematikan. Dan tunggu bukan itu saja gadget aneh di film ini, at least ada 50 jenis senjata aneh yang ditampilkan di film ini.

Film fantasy atau anime atau apapun sebutannya memang bukan lahapan gue, pun difilm ini gue kewalahan melahap nama-nama karakter yang sangat asing, untunglah plotnya dibuat simple dan kocak, alhasil film ini sangat menghibur sekali, bahkan sequence sequence yang sangat fantastis diantaranya menghilangkan gedung gedung tinggi, jembatan dan landmark lainnya, bahkan penggambaran headquarter Yatterman yang berada dibawah sebuah gedung pusat penjualan permainan anak anak, bayangkan sebuah gedung besar yang membelah dan dari undergroundnya keluar sebuah robot yang dapat terbang dengan cepat, dan please jangan bandingkan dengan Transformers yang sangat "sempurna", Karena Yatterman lebih bersifat parodi yang bagus.

Yatterman adalah superheroes, isinya adalah dua orang abg yang pacaran dan sebuah robot kecil dan robot induk, tugas mereka sudah pasti menyelamatkan bumi dari pengaruh jahat, musuh utamanya adalah seorang perempuan cantik dengan dua orang pengawalnya, kasus yang dipecahkan adalah hilangnya landmark kota kota ternama, gedung tinggi, menara eiffel, jembatan di tokyo dan banyak lagi, dan ini pengaruh dari sebuah batu yang mempunyai kekuatan gaib, plot yang sederhana dan sangat universal yah, namun Takashi Miike sang sutradara menambahkan kisah cinta segitiga diantara para karakternya.

Jualan utama dalam film ini sudah pasti bukan plot ceritanya, melainkan sequence, gadget yang 'aneh' dan spesial effek yang terkadang sangat bagus namun terkadang sangat 'vintage', semua rasa digabungin sama Takashi Miike, hasilnya sebuah film yang "unik dan gak logic" murni hanya sebuah hiburan semata.

Cast : Kyoko Fukada, Sadao Abe, Sho Sakurai, Saki Fukuda

Directed By : Takashi Miike

My Rate : 3,2/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Swing Girls (Japan - 2004)

Sunday, October 10, 2010 at 1:51 AM

Music Jazz terasa lebih ringan dan fun disajikan oleh 16 cewek dan 1 orang cowok di film Swing Girls ini, not to mention aksi konyol mereka yang sanggup bikin constant smile plastered on my face.

Awalnya gue meletakkan ekspektasi yang terlalu serius untuk film ini, dipikiran awal gue plotnya pasti seorang cewek yang tergila gila music jazz namun terkendala beberapa hal dan harus memperjuangkan impiannya secara berdarah-darah, so serius. Namun yang ada adalah cewek cewek cantik sekolah menengah yang alay dan labil tertantang membentuk sebuah band Jazz hanya karena menggantikan posisi band asli yang seluruh crewnya sakit keracunan makanan.

Cerita diawali dengan sekelompok abg cewek yang dilanda rasa bosen tingkat tinggi di sekolah, mereka berusaha kabur dengan alasan mengantarkan makan siang untuk temen mereka yang tergabung dalam marching band, ketololan dan kelalaian mereka makanan jatuh dan kecebur alhasil satu marching band harus dilarikan ke rumah sakit. Situasi ini akhirnya yang memaksa mereka untuk bergabung dan membentuk band jazz.

Film ini bukanlah film yang kompleks, tidak ada plot masalah keluarga, tidak ada problema cinta remaja, bahkan tokoh antagonis pun nyaris tidak ada, hasilnya bukanlah drama menye menye, sutradara konsentrasi dengan tema utama film ini dan hasilnya adalah Feel Good Comedy with Saxophone, trombone dan trumpet.

I highly recommend this movie.

Cast: Juri Ueno, Yuta Hiraoka, Shihori Kanjiya, Yuika Motokariya, Yukari Toyoshima, Miho Shiraishi, Naoto Takenaka, Fumiyo Kohinata, Eriko Watanabe, Mutsuko Sakura, Kei Tani, Hana Kino, Naomi Nishida, Masaaki Takarai.

Directed By : Shinobu Yaguchi

My Rate : 4,1/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

9 (2009)

Saturday, October 9, 2010 at 3:35 AM

Awalnya film ini adalah animasi pendek yang kemudian di produksi ulang menjadi sebuah film panjang, di animasi pendeknya yang belum gue tonton film ini tidak menampilkan satu line pun, namun ketika pengembangan cerita menjadi sebuah film, karakter yang tadinya hanya nonverbal dan kuat berekspresi berubah menjadi boneka boneka hidup yang berbicara dan berusaha menyelamatkan dunia yang tengah hancur.

And I'm not a big fans of animation, tapi film ini cukuplah menghipnotis gue, melihat karakter yang unik, sepintas lalu karakter boneka hand made lengkap dengan resleting dan buah baju mengingatkan gue dengan "Coraline" yang dark, dan ternyata emang gak salah sentuhan tangan Tim Burton dan Timur Bekmambetov selaku produser di film Coraline setidaknya mempengaruhi karakter dan jalan cerita film ini. I always love Tim Burton's work.

Opening diawali dengan menampilkan dunia yang hancur pasca perang, dimana mesin menjadi penguasa dunia, disudut sebuah rumah seonggok boneka terbangun dan merasa asing dengan dirinya, hanya saja dia identitaskan sebagai #9, karena penasaran dengan dirinya dan dunia yang sudah hancur, #9 menulusuri rongsokan dan menemukan teman temannya, dan ternyata satu kesalahan yang dilakukan #9 malah membuat kehidupan mereka dan dunia terancam.

Tentu saja ceritanya gak bakal sesimple itu, perjuangan #9 dan kawan kawan diliputi perjuangan, kesalahan dapat menimbulkan bencana yang lebih besar, film ini menampilkan post apocalyptic dengan lebih "gelap". suasana gelap dibeberapa scene membuat ngeri, beda dengan suasana bumi di Wall-E yang watchable untuk anak anak, 9 tampil dengan sisi yang lebih berat dan berisi, secara ceritapun dibuat kuat dengan tidak menggampangkan plot cerita ditambah dengan ending yang lebih masuk akal, film ini berpotensi bagus jika saja hadir lebih awal dari Wall-E (it's not that I compare yah) dan mengurangi scriptnya atau menjadi non verbal animation seperti Wall-E dan tentu saja kembali kekonsep awal film pendeknya.

Sebagai film animasi yang diperuntukkan ke semua umur, 9 menyodorkan banyak pesan yang memang terlalu klise dan standar buat gue, misal keadaan seseorang yang lemah dari luar belum tentu lemah didalamnya aka from zero to hero dan yang jahat pasti akan kalah. What else you can get ???

Btw, did I mention kalo sutradaranya Shane Acker adalah Visual Effect untuk film The Lord of The Ring : The Return of the King ... So no wonder yah.

Cast :
#9 Elijah Wood
#1 Christopher Plumber
#7 Jennifer Connelly
#5 John C. Reilly
#3 dan #4 non verbal twins
#6 Crispin Glover
#2 Martin Landau

Directed By : Shane Acker

My Rate : 3,95/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Leap Year (2010)

Wednesday, September 29, 2010 at 7:19 AM

"May you never steal, lie or cheat. But if you must steal, then steal away my sorrows, and if you must lie, lie with me all the nights of my life, and if you must cheat, please cheat death ... " -Leap Year-

Kalau berdasarkan Wikipedia, Leap Year adalah sebuah tahun yang mempunyai jumlah hari lebih dari 365 hari, yaitu 366 hari, kelebihannya ada pada tanggal 29 Februari, dan moment ini oleh sebuah suku dijadikan tradisi bahwa wanita dapat melamar laki laki pada saat tersebut, terdengar agak menggelikan dan tidak wajar buat gue, tapi inilah tema unik yang dipake oleh film Leap Year ini.

Anna adalah seorang wanita mapan Amerika, berpacaran dengan seorang Pria mapan Amerika juga, namun hubungan itu seperti tidak ada ujung dan kepastianya, berdasarkan tradisi yang dianut oleh keluarga Anna, moment 29 February adalah kesempatan buat Anna untuk melamar pacarnya, namun tentunya proses itu tidak semudah yang dipikirkan, Anna harus menempuh perjalan menuju Irlandia, yang sudah pasti mengubah hidup dan cintanya.

Selipan tema Leap Year terus terang hanya menutupi plot ceritanya yang basi dan gampang ditebak, seorang wanita yang kebingungan akan status kehidupanya, pacar yang tak kunjung melamar dan akhirnya berlabuh ke pria lain yang beda karakter karena suatu kejadian dan titik. Tidak ada istimewanya menurut gue, pun menempatkan Amy Adams hanyalah memperburuk daftar film filmnya, padahal belakangan ini film macam Julie and Julia, doubt, Charlie Wilsons War, Enchanted, Catch me if you can lumayan bagus dan menempatkan Amy Adams diposisi yang baik. Pun karakter Anna sendiri tidak mencerminkan seorang wanita yang kuat, pekerjaanya sebagai upgrader apartment lumayan keren, namun disisi lain ternyata Anna menye menye dan unyu unyu di Irlandia, mapan tapi tidak secure sepertinya.

Untuk Matthew Goode, I have nothing to complain, berperan sebagai pria Irlandia memang cocok buat dia, walaupun tidak semulus ketika Gerald Butler bermain di P. S I Love You.

Beberapa scene di film ini memang lucu tapi over all tidak mengubah penilaian gue, film ini biasa aja kok .... :)

Cast : Amy Adams, Mathew Goode, Adam Scott and John Lithgow

Directed By : Anand Tucker

My Rate : 2,7/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Chloe (2009)

Monday, September 27, 2010 at 5:17 AM

Wah gue belum pernah melihat Amanda Seyfried seberani ini dalam berekspresi, walaupun kurang prima dan maksimal dalam akting, tapi keluwesannya dalam memamerkan tubuh dan menjelajahi tubuh Julliane Moore patut di acungi jempol.

Inilah kisah wanita desperado plus salah strategi, diawal cerita Catherine (Julliane Moore) mempersiapkan suprise birthday party untuk suaminya, namun yang ada hanyalah kekecewaan karena suami lebih memilih untuk party dengan siswi2nya, menghadapi masalah ini ide gila dan bodoh pun muncul dengan menyewa seorang escort girl untuk merayu suaminya, disinilah peran Chloe (Amanda Seyfried) menjadi sangat dominan dalam menentukan setiap arah permainan, dan bodohnya Catherine pun terbawa kedalam permainan yang mampu mengancam keutuhan keluarganya. Jangan harapkan sesuatu yang istimewa antara Chloe dan David (Liam Neeson) tapi film ini akan lebih fokus ke Chloe dan Catherine dengan segala chemistry mereka.

Oleh Atom Egoyan, Film ini khabarnya diadaptasi dari film perancis, jadi gak salah juga kalau sex explicitnya juga dihadirkan, ok lah dan tentu saja scene ini menjadi hiburan yang sangat menarik, mari bandingkan dengan film Boundnya Jennifer Tilly dan Gine Gershon, jelaslah film ini masih dibawah, namun drama posessif ala Chloe ini lumayan menegangkan untuk ditonton. Drama yang cukup intense namun kurang kuat pada alasan kenapa Chloe tiba-tiba menjadi sangat posesif, apakah ini ada hubungannya dengan profesinya sebagai wanita "Penghibur" ???

Selain sex scenenya yang cukup explicit, design rumah Catherine tak kalah menariknya, didominasi oleh kaca dihampir separuh bagian rumah, kesan mewah dan luas pun terlihat, oo I wish I could have that house plus Amanda Seyfried juga tentunya .. :)

Cast : Julliane Moore, Liam Neeson, Amanda Seyfried and Max Thieriot.

Directed By : Atom Egoyan

My Rate : 3/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull (2008)

Sunday, September 26, 2010 at 3:03 AM

Dan gue bukanlah penggemar berat Indiana Jones, pun setelah menonton film ini gak ada hal yang bikin gue penasaran dan berkesan, Indiana Jones hanyalah seorang tua yang cukup pintar dan selalu beruntung dalam semua kondisi.

Kali ini Indy berhadapan dengan agen Soviet yang dipimpin oleh Dr. Irina Spalko (Cate Blanchet) yang menyusun strategi supaya Indy dan teamnya mencari benda asing yang berbentuk Crystal Skull, jebak-jebakan ala film petualangan dimulai dilembah Nevada berankuts sampe Peru dan Hutan Amazon Brazil, tentunya dalam petualangan tersebut banyak dihiasi kendala kendala, mulai dari agen soviet, penduduk suku asli sampe makhluk makhluk hewan aneh. Dan sedikit twist tentang keberadaan anaknya Indi.

Steven Spielberg sepertinya sudah kehilangan charm dengan film-filmnya, tema tema fantastis dan futuristik macam Artificial Intiligence (AI), Minority Report, War of The Worlds kurang mengena di gue, lebih asik menonton karyanya yang lain macam Saving Private Ryan, Catch Me If You Can, The Terminal dan Schindler's List, atau juga gue yang lebih enjoy drama dari pada genre yang lain.

Pun Harrison Ford bermain biasa saja, walau diakuin dengan umur segitu masih fit untuk melakukan scene scene yang menguras tenaga, jadi inget bokap yang udah pergi, mereka seusia. #curcol

Yang membuat gue gak terlalu suka dengan episode yang ini adalah Steven Spielberg memaksakan unsur Alien masuk dalam plot cerita, sehingga petualangan yang kelihatan real jadi sia sia.

Cast : Harrison Ford, Shia Lebouf, Cate Blanchett, etc.

Directed By : Steven Spielberg.

My Rate : 2,8/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Hot Tub Time Machine (2010)

Saturday, September 25, 2010 at 5:00 AM

Pernah merasa hidup di era 70-an dan 80-an ? Maka beberapa elemen di film ini pasti bisa membuat anda tertawa, mmgghh .. Kalau gue ??? SD aja tahun 90-an kok .. Lol #nggakNgakuUmur :)

Beginilah jadinya kalau kehidupan sebagai orang dewasa mulai membosankan dengan segala problematikanya maka berkumpul 4 sahabat dan melakukan perjalanan ke sebuah resort dan menemukan hot tub yang mengiring mereka kembali ke tahun 1986. Pernak pernik tahun 1980-an ditampilkan, mulai dari fashion, gaya rambut, handphone segede gaban yang multifungsi untuk gebukin orang, dan tentu saja musik nya yang yahud.
Ke-empat teman akrab tadi tentu saja enjoy dengan keadaan mereka, semua kejadian lampau direka ulang untuk memastikan mereka dapat kembali lagi di tahun 2010.

Melirik judulnya mungkin agak kedengeran janggal aneh dan idiot, sebuah tub dapat membawa kita kembali ke era 80-an, lagi lagi gue terjebak dengan konsep dasar time travel, eh padahal baru kemaren nonton The Time Traveler's wife yang juga mengusung plot yang sama, tapi komedi satu ini gak perlu sampe gue ubek ubek materinya, just enjoy dengan scene slapsticknya, humornya yang konyol, tapi kalau bisa dibandingkan dikit neh sama Hangover, jelas sekali film ini berada jauh dibawah film Hangover secara kualitas.

Cast : John Cusack, Clark Duke, Craig Robinson, Rob Corddry.

Directed By : Steve Pink

My Rate : 2,8/5


Sent From my iPhone 3GS Read More..

The Time Traveler's Wife (2009)

Friday, September 24, 2010 at 6:06 AM

Butuh ketelitian lebih untuk menonton film ini, siap siaga dalam merangkai timeline nya yang maju mundur maju mundur hingga muncratz, walaupun time travel sepertinya bisa menjadi tema yang menyenangkan dengan fantasi yang dapat membuat kita pergi kemana saja, namun film ini menyuguhkan drama yang riweh tentang time travel dan efeknya terhadap orang lain.

Mari ikuti kehidupan bolak balik ala Eric Bana, seorang pria dengan kemampuan melakukan time travel, diceritakan bahwa kemampuan ini dikarenakan kelainan genetika (mau donk punya kemampuan seperti ini), masalahnya adalah kemampuan ini tidak bisa dikontrolnya, alhasil kapanpun dam dimanapun ia dapat melakukan time travel, lanjut aja neh .. Kemudian cerita berfokus pada Claire (Rachel McAdams) yaitu istri dari Henry si time travelers, drama bolak balik waktupun dimulai ketika ia mengunjungi istrinya yang masih muda dan juga menyempatkan diri mengunjungi anaknya dimasa yang akan datang.

Ribet sekali drama ini, lihat saja kerempongan tokoh Henry yang tidak mampu mengontrol kemampuannya, atau karakter Rachel McAdams sendiri yang bete karena ditinggal pergi oleh suaminya selama dua minggu, padahal dia tahu pasti bahwa kemampuan itu tidak bisa dikontrol ataupun ada cure-nya.

Berpatokan pada beberapa line di film ini gue malah melihat tokoh Henry malah seperti menyusun drama kehidupannya sendiri dan mampu mengontrol kemampuanya, kenapa dia bisa tahu bahwa minggu depan dia akan muncul lagi ditempat yang sama ? Atau tahu persis kapan ia akan mati dan menyempatkan waktu mengunjungi anak istrinya dimasa yang akan datang, semuanya semacam bentuk persiapan manakala dia sudah tidak ada lagi dimuka bumi, nah loh ... Plot hole bukan sech ???
Atau ketika dia melakukan vasectomy dan sempat sempatnya melakukan time travel dan melakukan "hubungan" dengan istrinya?.

Memang sungguh aneh plotnya dimata gue, atau kalaupun bisa dijelaskan itu semata mata gue yang kurang fokus pada ceritanya dan cukup menikmati gambar dan warna film ini yang bagus, mostly mengambil filter kecoklatan yang indah, dan sudah pasti juga terpaku pada kecantikan Rachel McAdams.

Satu hal yang unik dan creepy adalah kemampuan janin dalam rahim yang dapat pula melakukan time travel, kebayang seremnya kalau dibikin versi horrornya. Lol.

Atau sepertinya gue harus memahami dulu konsep dasar Time Traveling supaya tidak rewel ketika menonton film ini, eh tapi Donie Darko dengan teori time travelnya juga gak kalah membingungkan gue.


Cast : Eric Bana, Rachel McAdams, Michelle Nolden, Arliss Howard.

Directed By : Robert Schwentke

My Rate : 2,9/5


Sent From my iPhone 3GS Read More..

Paris (France - 2009)

Thursday, September 23, 2010 at 3:48 AM

Film ini masih mengusung tema kota Paris dan cinta, mempunyai segment-segment yang kurang lebih sama dengan Paris, je taime. Namun kalah diunsur cerita dan penggarapan. Menonton film bersetting Paris dan segment cinta-cintaannya, membuat gue mengambil kesimpulan apakah memang mudah menemukan cinta di kota Paris ?, kalo iya, saya segera kesana .. Lol.

Seorang pria berprofesi sebagai penari didiagnosa oleh dokter mengidap penyakit jantung, sembari menunggu transplantasi jantung, ia mengajak saudarinya yang single parent untuk tinggal bersama di apartmentnya, ditengah istirahatnya, ia duduk di balkon dan memperhatikan tingkah laku warga kota Paris yang beragam,
Dan disinilah scene demi scene menghadirkan karakter yang lalu lalang, seorang dosen yang jatuh cinta pada mahasiswinya, segerembolan tante-tante muda yang mencari kehangatan cinta dari para pekerja dipelelangan ikan, seorang imigran gelap yang naksir cewek perancis dan beberapa segment lainya.

Awalnya film ini bergerak cukup dinamis, walaupun karakter utama kurang tersiksa dengan kondisi jantungnya, depresi yang kurang terbentuk, tapi mungkin begitulah kondisi budaya orang perancis ketika menghadapi suatu yang buruk, selanjutnya adalah keadaanya menjadi blur, awalnya semua segment dituturkan lewat point of view karakter utama, namun selanjutnya berjalan sendiri sendiri sehingga bukan lagi pencitraan dari sudut pandang karakter utama, padahal balkoni tempatnya duduk santai adalah tempat paling strategis mengamati semua tingkah laku warga Paris.

Juliette Binoche memang selalu tampil prima disetiap film-filmnya, tak terkecuali dengan film "standar" Paris ini. Emosinya yang sedikit labil melihat kondisi adiknya, pekerjaanya sebagai social worker dan kesendirianya sebagai single parent membuat karakternya terkadang emosi dan terbawa suasana.

Cast: Juliette Binoche, Romain Duris, Fabrice Luchini, Albert Dupontel, François Cluzet, Karin ViardGilles Lellouche, Mélanie Laurent, Zinedine Soualem

Directed By : Cédric Klapisch

My Rate : 2,9/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

A Perfect Gateway (2009)

Wednesday, September 22, 2010 at 3:12 AM

Bahkan ketika gue meletakkan ekspektasi serendah mungkin, film ini tetap tidak punya alasan yang tepat untuk dimaklumi kejelekanya, twist yang gampang sekali ketebak, character yang aneh, bahkan tingkat kesadisannya pun biasa saja.

Steve Zahn dan Milla Jovovich adalah pasangan muda yang baru menikah, opening scene diwarnai dengan pesta pernikahan keduanya, selanjutnya mereka terbang ke Hawaii, kedatangan mereka disambut dengan berita pembunuhan, keduanya tetap melanjutkan perjalanan menuju suatu daerah dan bertemu dengan sepasang turis yang tengah berpetualangan juga, dan thriller sesungguhnya pun baru dimulai setengah jam terakhir, sejam pertama, hanya menyuguhkan tetek bengek pengantar cerita yang sangat membosankan.

A Perfect Gateway menang di settingnya yang indah yaitu Hawaii, walaupun sepertinya gambar gambar yang ditampilkan kurang maksimal, dan banyaknya scene scene stereotypical plus twistnya yang dipaksakan melengkapi kejelekan film ini dimata gue, kenapa yah Milla Jovovich bermain dalam film seperti ini ? I want something more like Resident Evil please ... :)

Udah ah ... Lagi males review juga sebenarnya, lol

Cast : Milla Jovovich, Steve Zahn, Timothy Olyphant, Kiele Sanchez.

Directed By : David Thowy

My Rate : 2,6/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Casablanca (1942)

Monday, September 20, 2010 at 5:18 AM

Dalam film Adaptation karya Spike Jonze, ada beberapa line percakapan antara Charlie Kauffman dan Donald Kauffman, mereka menyebut betapa remarkable-nya script Casablanca dan dipuji menjadi salah satu film romantis terbaik. Nah lo ...

Benar kok Casablanca adalah sebuah kota di Morocco, dikota itu terdapat sebuah Cafe yang dimiliki oleh Rick, seorang ekspatriat Amerika yang mengungsi kesana,
Suatu hari mereka kedatangan pasangan suami istri yang mencari perlindungan politik, tapi ternyata wanita tersebut adalah mantan Rick sendiri ketika berada di Perancis,
Dibalut suasana politik yang tidak jelas, Rick dan Ilsa pun dihadapkan pada cinta yang tak jelas.

Sebagai film klasik, gue akuin beberapa elemen emang jawara, diantaranya adalah gambar yang masih bening, gue juga gak tahu juga sech apakah versi yang gue tonton sudah remastered atau kopian versi asli, pengangkatan tema percintaan dengan latar belakang perang melengkapi tema klasiknya, ditambah dengan scriptnya yang jawara abis, beberapa line bisa dijadikan quote menarik, tapi entah kenapa semua terasa hambar buat gue. Kharakter Rick yang ceplas ceplos dengan quote-quotenya seperti hanya membaca skrip tanpa emosi, Karakter Ilsa dengan segala kebimbangan, kepalsuan dan berusaha mencari keuntungan diatas alasan cintanya ke Rick, Karakter yang tidak membuat gue bersimpatik.

Yang menarik perhatian adalah music score karya Max Steiner yang sangat mirip dengan lagu "Sabang sampai Merauke" apakah kita perlu menelaah siapa yang meniru siapa ???

Cast : Humphrey Bogart, Ingrid Bergman, Paul Henreid

Directed By : Michael Curtiz

My Rate : 3,2/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Remember Me (2010)

Sunday, September 19, 2010 at 5:06 AM

Dan ini bukan sebuah film yang mengupas kepedihan hati rakyat Amerika dan dunia dengan plot 9/11 -nya, tapi lebih kepada drama kehidupan keluarga Amerika yang tidak harmonis dan tentu saja percintaan anak muda.

Robert Pattinson hadir dalam bentuk manusia biasa, nggak ada lebay lebayan ala Bella dan Edward, charachter R-Patz dihadapkan dengan segudang masalah, menyaksikan adiknya bunuh diri, orang tua yang bercerai, rasa marahnya kepada sang ayah (Pierce Brosnan) dan berusaha menjadi teman baik buat adiknya yang suka dianggap aneh di sekolah, sementara itu tokoh De Ravin digambarkan punya pengalaman buruk menyaksikan ibunya ditembak oleh penjahat disubway, sang ayah yang seorang polisi menjadi over protective, kedekatan antara R-Patz dan De Ravin awalnya hanyalah keisengan semata, namun hubungan mereka berlanjut menjadi perselisihan.

Robert Pattinson sangat tepat memilih film ini, selain dapat melepas kesan vampire, aktingnya juga terasah, walaupun gue melihat karakternya seperti malaikat dimana menjadi orang baik namun diujung cerita harus menjadi korban, De Ravin sendiri adalah wanita hamil yang bertahan hidup di serial Lost, sepertinya Rpatz dan De Ravin beda usia, namun ke imutan De Ravin membuat mereka cocok saja bersanding :).

Dan plot 9/11 dengan ditabraknya twin tower hanyalah pemanis diending saja, film ini lebih menekankan rasa trauma dan bagaimana manusia bertahan hidup dengan trauma yang dihadapinya, pun kisah cinta antara Ravin Dan RPatz hanya menjadi sekelumit dari segunung masalah lain, sepertinya sutradara bener bener mengkomplekskan cerita dalam film ini, sehingga memang ada beberapa elemen cerita yang tak terpecahkan dan terhenti pada 11 sepetember.

Cast : Robert Pattinson, Emilie De Ravin, Chris Cooper, Lena Olin, Pierce Brosnan.

Directed By : Allen Coulter

My Rate : 3,5/5


Sent From my iPhone 3GS Read More..

Lost In Translation (2003)

Saturday, September 18, 2010 at 2:04 AM

Enam tahun yang lalu gue berusaha menonton film ini dan mengalah pada menit ke-10, pada zaman itu menonton bukanlah se-addict sekarang, dulu film blockbuster adalah pilihan utama, film drama semacam ini akan menjadi pilihan ke-100, tapi ketika menonton ulang film ini sebulan yang lalu, gue banyak sekali mendapat pengalaman baru, sepertinya Sofia Coppola sukses mencuri perhatian gue.

Bob Harris adalah seorang aktor senior dari Amerika yang kebetulan mendapat proyek sebagai main talent untuk produk Whisky di Jepang, Bob Harris adalah tipikal aktor sukses yang oleh public dinilai punya kehidupan sempurna, tapi apa yang sesungguhnya terjadi pada diri Bob Harris adalah kesepian dan stress, disela sela istirahat syuting ia habiskan hanya bengong di cafe ataupun lobby hotel. Disisi lain seorang perempuan muda bernama Charlotte baru lulus kuliah mengikuti suaminya seorang fotografer yang mendapat proyek di Jepang, pasangan muda yang awalnya mesra mulai terlihat ada jarak, Bob dan Charlotte bertemu di lobby hotel dan merasa ada kecocokan satu sama lain, petualangan pun dimulai, mereka mengexplore kota tokyo dan kehidupan malamnya, sampai suatu saat merekapun harus berpisah.

Scene awal kita akan dihadiahi oleh Scarlett Johannson yang hanya mengenakan celana dalam pink dan t-shirt serta dishoot dari belakang, sepertinya Sofia Coppola paham benar letak daya tarik ScarJo, selanjutnya scene akan lebih terfokus pada kegiatan Bob Harris di Jepang, lucunya adalah ketika sutradara iklan mulai marah-marah karena susah sekali mengarahkan Bob Harris, sutradara ngoceh panjang lebar, tapi oleh translator hanya diterjemahkan sepotong kalimat saja, lol.

Yang menarik dari film ini adalah ketika elu sering melakukan travelling terkadang kejadian seperti ini bisa terjadi, bertemu dengan seseorang dan merasa ada kecocokan namun lu sendiri merasa bahwa hubungan seperti ini gak bisa lanjut dikarenakan banyak hal, misal sudah terikat dalam pernikahan dsb. Dan Sofia Coppola membuat film ini se-real mungkin, tidak lebai dengan menambahkan drama yang bikin termehek-mehek, nilai tambahan patut diberikan pada dua aktor yang bermain di film ini, Scarlett Johannson dan Bill Muray seakan terperangkap pada dunia cinta yang tak terucap, merasa cocok namun rasanya ada halangan untuk melanjutkan.

Atmosfir kota Tokyo memang rasanya kurang menunjang untuk beromantis ria, namun Coppola membuat scene kota Tokyo lebih berwarna dengan lampu lampunya yang gemerlap.

Habis ini gue mesti siap siap dengan Marie Antoinette dan Virgin Suicides... Dan apakah Somewhere sudah tersedia juga ???

My Rate : 3,9/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Wild at Heart (1990)

Friday, September 17, 2010 at 6:32 AM

David Lynch dan film filmnya selalu membuat gue bertanya tanya ? Apa maksud dari sequence sequence yang terkadang surreal dan aneh ? Namun disana juga letak daya tarik film-filmnya Lynch, dibandingkan dengan Mulholland Drive film yang satu ini dimata gue terkesan lebih ringan namun tetap bikin njelimet juga :)

Lula dan Sailor adalah dua tokoh utama, mereka adalah pasangan yang saling mencintai namun terganjal oleh ketidaksetujuan nyokap Lula, scene awal difilm ini langsung dihiasi oleh perkelahian sadis didepan bioskop yang mengakibatkan Sailor harus mendekam dipenjara, waktu berlalu dan Sailor pun bebas dengan dijemput oleh Lula di depan penjara, petualangan kejar kejaran antara pasangan mabuk asmara dengan mafia suruhan nyokap Lulapun dimulai, film ini berubah menjadi film Road Trip dimana Lula dan Sailor saling berbagi pengalaman bersama.

Karakter Laura Dern cukup menarik perhatian gue, dimulai dengan suara dan tingkah lakunya yang sebenarnya "agak" ganggu buat gue, kesannya memang seperti labil, namun sisi itulah yang ditonjolkan mengingat usianya yang digambarkan masih abg dengan body wanita dewasa, dan layaknya abg yang merasakan cinta pertama adalah segala galanya, dan jangan lupa suguhan menarik dibeberapa scene dimana Laura Dern sangat nyaman mempertontonkan payudaranya.

Nicholas Cage, buat gue dia emang aktor jempolan, sayang sekali film filmnya belakangan ini memang lebih mengambil tema komersil ketimbang bermain di film dengan karakter-karakter menarik, bermain sebagai Sailor, yang awalnya gue pikir hanya memanfaatkan kemolekan Lula, namun beberapa quote dari mulutnya sanggup membuat Lula terbang keawang-awang, salah satunya yaitu dia tidak akan menyanyikan lagunya Love Me Tender Elvis Presley kalau bukan untuk istrinya tercinta.

Diane Ladd, yang sebenarnya adalah nyokap Laura Dern beneran juga bermain cukup bagus, no wonder kalau akting Laura Dern sepertinya emang sedikit terpengaruh dari sang nyokap. Not to mention Willem Dafoe yang dipermak menjadi sangat jelek dan menjijikkan sebagai fisik dan juga karakter. Good Job.

David Lynch tentu saja tidak akan memuat scene scene ala film romantis lain, sesaat sebelum ending Lynch mengumpulkan banyak mobil dan memutarkan lagu Love Me Tender yang memang dinyanyikan oleh Nicholas Cage. I like it.

My Rate : 3,7/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Papa H. Ahmad Zen Tanjung (26 April 1944 - 14 Agustus 2010)

Tuesday, September 14, 2010 at 5:20 AM

Tepat sebulan lalu, hari ke-4 Ramadhan adalah hari terakhir gue dan nyokap dapat bersama dengan dia, gak ada tanda tanda khusus, walaupun malam sebelumnya dia terpaku depan tv menyaksikan acara Kick Andy di MetroTV yang membahas seputar "Mati Suri", gue sempet nemenin dia nonton bareng sampe habis, pas sahur biasanya dia yang bangun duluan, tapi mungkin karena capek alarm yang ada disamping tempat tidurnya gak digubris, gue pun ngebangunin nyokap yang ikut pulas pada malam itu, sahur hari ke-4 berjalan lancar, rutinitas yang dijalanin bokap adalah sesudah imsak dia pasti mandi dan berwudhu, dan inilah moment akhir perjalanan hidupnya, ketika selesai berwudhu dia kena serangan jantung dan jatuh, gue dan nyokap membopongnya ke kamar dan memanggil dokter, ditengah kebuntuan menunggu sodara dan dokter datang gue hanya mampu membimbingnya mengucapkan kalimat syahadat dan Allahuakbar sebanyak mungkin, di pangkuan gue bokap pergi untuk selamanya menghadap Sang Pencipta.

Innalillahi wainnailaihi rojiun

Selamat jalan papa tercinta, semoga damai disana, kerelaan kami melepas beliau hendaknya mempermudah segala proses yang akan dijalaninya disana, doa kami sekeluarga akan selalu menyertai.

Tiada lagi yang dapat kami berikan kepadanya sebagai pernyataan rasa kasih sayang kami dan sebagai alasan atas semua kebaikan papa dan pengorbanannya kepada kami anak anaknya, hanyalah doa kehadirat Allah yang Maha Pengampun, Maha Pengasih dan Maha Penyayang semoga Allah mengampunkan dosanya, melapangkan kuburnya dan menempatkan ia ditempat terbaik disisi-Nya.

Papa .... Kami kangen sekali .....


Sent From my iPhone 3GS Read More..

Velvet Goldmine (1998)

Friday, August 13, 2010 at 2:09 AM

Sebuah film Glam Rock yang memberikan gambaran kehidupan bintang Rock, obsesi dan ketenaran yang tiada batas, fashion dan music rock berpadu menjadi sesuatu yang surreal dan menarik untuk di tonton.

Berfokus pada kehidupan seorang mega bintang music rock, Brian Slade, konser terakhirnya di England diwarnai kericuhan karena sang Rocker ditembak orang tak dikenal diatas panggung, beberapa minggu kemudian tersebar rumour bahwa kejadian itu adalah Hoax atau rekayasa, sejak saat itu Brian Slade menghilang entah kemana, di plot yang lain seorang Journalist bernama Arthurt Stuart ditugaskan untuk meliput apa yang sebenarnya terjadi pada Brian Slade, penelitiannya menghasilkan banyak info menarik diantaranya kehidupan bisexual sang rock star, obsesinya terhadap penyanyi rock Amerika Curt Wild (Ewan Mcgregor) disisi lain kita juga dihadapkan dengan flash back kehidupan sang journalist yang dipenuhi dengan kebebasan berexpresi dengan music rock, lalu kemudian disudahi dengan sedikit twist menarik tentang keberadaan Brian Slade.

Empat aktor utama berperan maksimal dalam film ini, Jonathan Ryhs Meyer menjelma menjadi Brian Slade, Rock Star yang terkadang terlihat sangat feminim dengan gaya dandananya, Toni Collete menjadi wanita amerika yang bersuamikan Rock Star, Ewan McGregor menjadi rocker kelas dua yang digilai oleh Brian Slade, sedangkan Christian Bale pun dipermak menjadi journalist yang mempunyai sisi lain dalam dirinya, penampilan Jonathan Rhys Meyer dan Ewan McGregor lah yang patut di beri jempol, mereka menyumbangkan suara di sejumlah lagu di film ini, dan hasilnya Velvet Goldmine mempunyai soundtrack yang luar biasa, walaupun gue bukan pecinta musik rock sejati, tapi gue menemukan beat beat yang enak untuk didengar.

Todd Haynes memberikan filter film tahun 70-an untuk film ini lengkap dengan fashion dan accesories warna warni disetiap pendukungnya, I guess this is brilliant, nyawa film ini bener bener terlihat, ditambahkan selipan selipan video klip yang difungsikan sebagai sequence fantasy yang menarik. Bahkan sequence ini terkesan sebagai kumpulan video musiknya Brian Slade.

My Rate : 3,2/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Dear John (2010)

Thursday, August 12, 2010 at 1:37 AM

Adalah sebuah melodrama khas ala Nicholas Spark, rasanya tidak berlebihan kalau gue bilang Nicholas Spark berputar-putar dengan plot-plot yang itu saja, perkenalan, jatuh cinta, terganjal masalah perbedaan pendapat, penyakit, dalam hal ini autism menjadi plot penunjang, lalu disudahi dengan ending ala Nicholas Spark yang sad happy ending, ooh sepertinya gue harus menyudahi semua ini. Sigh

Dua karakter utama adalah John Tyresse (Channing Tatum) dan Savannah (Amanda Seyfried) keduanya bertemu secara tidak sengaja disebuah pantai di North Carolina, John yang seorang tentara tengah libur sedangkan Savannah mengunjungi ayahnya, keduanya merasa cocok dan saling tertarik, settingan pantai dan api unggun tentu saja mendukung semua ini, berjalannya waktu status mereka pun dikukuhkan, manun karena peristiwa 9/11 semua pun terbawa emosi sehingga John lebih rela ikut perang di Afghanistan ketimbang berkumpul bersama Savannah, dilain pihak Savanah awalnya setuju, surat menyurat mereka lakukan tiap hari, namun surat terakhir Savannah berisikan bahwa dia akan menikah, John yang terbawa emosi membakar semua surat Savannah tanpa memberikan sedikit pun ruang penjalasan atas rencana Savannah.

Tidak ada yang salah dari kedua akting aktornya, they got chemistry, yang salah dimata gue adalah karakternya yang terkadang unbelievable, Savannah dengan karakter ABG yang terlalu dewasa diusianya, tidak merokok dan minum alkohol, peduli penuh dengan penyandang autism, sebuah karakter yang too good to be true, sedangkan John seperti kebalikannya, walau bukan tokoh Villain tapi keputusannya yang lebih baik meninggalkan Savannah untuk tugas negara seperti sebuah drama yang terlalu dilebih lebihkan, pun dengan penjelasan ending yang terlalu aneh buat gue, sepertinya Nicholas Spark berusaha membuat ending dengan twist kecil dan tidak seperti drama romantis lainnya.

Well .. I guess I'm enuff with this kind of movies .. :)

Cast : Channing Tatum, Amanda Seyfried, Richard Jenkins, Henry Thomas

Directed By : Lasse Hallstrom

My Rate : 2,8/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

The Girl With The Dragon Tatoo (Sweden 2009)

Thursday, August 5, 2010 at 5:06 AM

Diangkat dari Novel Millenium trilogy dan berjudul asli "Man Som Hatar Kvinnor", mempunyai karakter Lisbeth Salander yang menarik perhatian, Multiple plot yang kuat dan durasi yang hampir 2 jam setengah, sanggup membuat gue betah dan tertegun serta terbawa ceritanya yang bagus. #lebay

Lisbeth Salander dan Mikael Blomkvist adalah dua tokoh sentral dalam film ini, Salander adalah seorang wanita dengan gaya gothic dengan tindikan dimana-mana, profesinya adalah hacker yang dapat disewa untuk mengumpulkan informasi tentang seseorang, Lisbeth punya masa lalu yang kelam dan oleh advisornya ia diperkosa, tapi Lisbeth selalu punya cara untuk balas dendam. Tokoh kedua adalah Michael Blomkvist, seorang jurnalis yang tengah bermasalah dengan hukum, keduanya disewa oleh seorang kaya raya untuk mencari wanita yang telah hilang empat puluh tahun lalu, keduanya bekerjasama dan menemukan kejahatan yang ternyata lebih besar dari mereka pikirkan.

Film ini mempunyai dua babak, babak pertama terfokus pada hidup kedua tokohnya, Michael dan Lisbeth, babak kedua adalah misi pencarian wanita yang hilang.

Yang menarik dari Lisbeth buat gue adalah karakternya yang gelap, masa lalu yang kelam dan pemerkosaan yang dialami olehnya, namun caranya balas dendam bener bener klimaks dipertengahan film, sedangkan Michael hanyalah diuntungkan oleh keadaan saja, sehingga karakternya menjadi kurang dominan dibandingkan dengan Lisbeth yang mampu memecahkan teka teki, sehingga kesimpulan yang gue ambil Michael belum tentu bisa apa apa tanpa Lisbeth.

Film Eropa emang gak ada matinya salah satu yang gue suka dari tahun 2006 adalah The Lives of Others, seakan memberikan sesuatu yang beda dibandingkan dengan film-film Hollywood yang lama kelamaan bikin muak.

Tapi seperti biasa Hollywood tidak mau tinggal diam, akhir 2011 kita akan menyaksikan "The Girl With The Dragon Tatoo" diremake oleh Hollywood dan disutradarai oleh David Fincher dan sudah dipastikan Daniel Craig bakal disulap menjadi Michael, sedangkan Lisbeth sendiri masih dalam proses audisi.

Cast : Michael Nyqvist, Noomi Rapace, Lena Endre, Peter Haber.

Directed by : Niels Arden Oplev

My Rate : 3,7/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Pocong Kamar Sebelah (2009)

Wednesday, August 4, 2010 at 2:45 AM

Kalau saja Ian Jacobs aka Nayato Fio Nuala aka Koya Pagayo aka Pinkan Utari dan aka aka lainnya dan tidak tergesa gesa dalam proses produksi dan tidak terlalu terfokus pada pakem pakem yang sudah ada, film ini bisa menjadi horror yang bagus.

Temui Felisa (Rahma Azhari) seorang mahasiwi yang pindah kost ke sebuah rumah berlantai dua yang terkesan kusam, oleh ibu kost yang sok misterius dan galak dia dituntun ke kamar dilantai dua, si ibu kost berpesan untuk tidak pernah membuka pintu kamar sebelah, selanjutnya bisa ditebak Felisa membuka pintu kamar sebelah dan terjebak dengan permainan pocong pocongan.

Baiklah gue akan curhat satu persatu, scene malam adalah scene paling menyiksa, suasana selalu digambarkan hujan petir menyambar, dengan kilatan petir
Nauzubilla lebaynya, karakter ibu kost yang aneh, lebih tepatnya terlalu dibikin sok galak dan misterius, sebagai anak kost yang baru Felicia bertanya kenapa pintu kamar sebelah tidak bisa dibuka, si ibu kost memasang muka galak dengan riasan bedak yang agak tebal berlalu pergi, sebuah scene yang benar benar bodoh, selanjutnya timeline yang rancu dan aneh, masih bersetting di rumah tua tersebut, Felicia yang kemalamam dan tidur di kamar anak ibu kost sudah terlelap itu dan itu berarti sudah tengah malam, namun scene berpindah kelantai satu dimana sang ibu kost baru saja memulai makan malamnya, sungguh aneh mengingat tidak ada scene flash back yang diterapkan, kecuali pada saat ending saja flashback dilakukan.

Tiga perempat film ini dihiasi dengan music yang terlalu berlebihan kadarnya, sepertinya sang sutradara dan komposer berusaha membangun mood penonton dengan musik yang lebay dengan tempo yang kadang tidak sesuai dengan scenenya sendiri, dan lihat juga pocongnya yang sangat banci tampil, jadi kepikiran apakah yang meranin pocongnya beneran banci ??? Lol.

Satu plot yang paling aneh adalah kenapa ketika pintu kamar sebelah belum terbuka pocongnya sudah berkeliaran dan menghantui diluar kamar, bukankah logikanya pocong itu seakang terperangkap dalam kamar. Sigh sejuta kali.

Bagi gue Rahma Azhari bukanlah artis sweetheart yang menarik perhatian, walau tampil cukup berani dengan two piecesnya, tetap terasa hambar dengan coletehan yang kurang mengena.

Endingnya pun tak kalah basinya, gue spolier dikit yah, pocong yang terperangkap adalah korban pembunuhan namun anehnya pelaku pembunuhnya sendiri tidak pernah dihantui kecuali pada saat ending, ceritanya sutradara berusaha membuat twist, tapi maaf sangat kurang mengena.

Cast : Rahma Azhari, Reza Pahlevi, Andrew Ralph.

Directed By : Ian Jacobs

My Rate : 2,4/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Pathology (2008)

Tuesday, August 3, 2010 at 2:45 AM

Apakah kalian merasa nyaman dengan scene autopsi dengan tubuh mayat yang disayat-sayat ? Kepala yang dibelah, hati yang dicopot dan kemudian ditimbang, atau melihat scene make love yang lumayan vulgar tapi tak frontal, then you'll gonna love Pathology.

Ted Grey (Milo Ventimiglia) adalah seorang dokter muda yang mendapat tugas bergabung dengan resident di Lab Phatology disebuah Rumah Sakit, kehadirannya tidak disambut hangat, Ted Grey cuek saja, namun apa yang ditemuinya kemudian adalah sebuah permainan terlarang, resident membunuh diluar jam kantor dan besok harinya resident yang lain berusaha memecahkan kasus bagaimana si mayat bisa terbunuh, Permainan yang gila.

Milo Ventimiglia terkenal karena perannya di serial Heroes, di film ini dia menjadi dokter dengan pengembangan karakter yang kurang mengena, alias labil, di scene awal dia terkesan sangat individualistik dan cuek saja ketika diganggu oleh resident lain, tapi sedetik kemudian dia malah akrab dan terperangkap dalam permainan berdarah.

Thanks to Alissa Mylano dan Lauren Lee Smith yang tanpa malu malu melepaskan pakaian mereka, raw sex ditampilkan berulang ulang, diselipkan dengan scene potong memotong mayat manusia, what else do you want ??

I put my expectation as low as I can be, dan hasilnya yah lumayan, I love the ending.

Cast : Milo Ventimiglia, Michael Weston, Alyssa Milano, Lauren Lee Smith.

Directed By : Marc Scholermann

My Rate : 3,01/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Temple Grandin (2010)

Monday, August 2, 2010 at 2:22 AM

Gak pernah kepikiran buat gue kalau daging yang kita konsumsi sehari hari berasal dari hewan yang semasa hidupnya tersiksa dan berakhir di rumah potong dengan cara sadis ? Tapi untunglah Temple Grandin dengan kemampuan luarbisa nya menciptakan sebuah sistem yang lebih manusiawi, mengurangi rasa takut dan trauma hewan ketika hendak di sembelih, tapi tetap saja ujung ujungnya berakhir di meja makan kita :(.

Temple Grandin adalah sosok dengan autism, tidak dapat berbicara di usia 4 tahun, susah beradaptasi dan merasa risih dengan physical contact seperti berpelukan, bahkan dengan ibunya sendiri tidak pernah berpelukan, dibalik keterbatasannya sebagai penyandang autism, Temple adalah seorang yang genius, seorang dosennya menggambarkan bahwa Temple berpikir dengan gambar, imajinasinya akan bermain main jika melihat sebuah benda, keterbatasan tersebut membuat Temple menciptakan sebuah "Hug Machine" sebuah alat yang dapat memeluk tubuhnya dengan erat, sehingga akan timbul rasa nyaman dalam diri Temple, sayangnya penemuannya ini diolok olok oleh kalangan akademisi dan dikira orang gila, namun jangan salah, penemuannya ini sekarang sudah diterapkan sebagai alat psichology dalam memberi ketenanangan dalam stress.

Master dan Ph. D dalam bidang animal science di raih Temple dengan usaha yang keras, beberapa buku tentang Autism dan animal science diterbitkannya, sebuah prestasi ditengah keterbatasan.

Claire Danes bermain sangat matang dan menjelma menjadi Temple Grandin yang kaku, pemarah, labil dan rela masuk kandang sapi dan bermain diantara kotoran kotorannya, Julia Ormond menjadi ibu yang seperti malaikat berusaha terus membing Temple menjadi sukses.

Sepanjang film kita dijejali dengan scene yang tidak memberi ruang kepada gue untuk bersimpati pada Temple, walaupun Claire Danes bermain sangat bagus, namun karakter autismnya temple seperti jauh dari human affection, semua harus berusaha memahami dia, ooppsss atau mungkin juga gue yang kurang memahami autism, satu satunya orang autism yang gue kenal ya cuman Prita ... Lol.

Film semi autobiografi ini juga mengabaikan plot dimana Temple Grandin jatuh cinta, tidak ada satu pria ataupun wanita yang dicintainya, at least sebagai penonton, gue pengen melihat bagaimana Temple Grandin yang bisa mewakili penyandang autism, bagaimana mereka menghadapi suasana jatuh cinta, film ini tidak menggambarkan sama sekali. Cos we all know Temple Grandin juga manusia bukan ??? :)

Never give up hope :)

Cast : Claire Danes, David Strathairn, Catherine O'hara, Julia Ormond.

Directed By : Mick Jackson

My Rate : 3,3/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

The Book of Eli (2010)

Sunday, August 1, 2010 at 2:39 AM

Tahun 2043 adalah masa post apocalyptic yang konon terjadi karena adanya "The Last War", entah apa penyebab the last world ini, siapa yang berperang melawan siapa ? Masih misteri buat gue, namun efeknya luar biasa, kekurangan air, kehilangan kebudayaan dan juga agama.

Eli (Denzel Washington) sosok yang lagi lagi clueless dimata gue, selalu menenteng tasnya yang berisi buku dan ipod, aneh juga melihat ipod bisa survive ditengah kondisi seperti ini, Eli melakukan perjalanan jauh menuju arah barat untuk sebuah misi, namun misinya membawa sebuah buku yang tak lain adalah Bible terhadang oleh seorang penguasa yang ingin merampas buku tersebut, dimana mereka percaya bahwa buku itu adalah sumber kekuatan baru, suasana film yang gelap di permanis dengan kehadiran Mila Kunis yang buta aksara, mereka berdua melakukan petualangan dan perjalanan demi sebuah buku.

Memang aneh melihat fakta fakta yang dikemukakan film ini, air menjadi barang yang sangat langka, apakah manusia bisa bertahan hidup dengan air yang dijatah ? Beberapa barang peninggalan masa sebelum perang masih bisa ditemukan dan berfungsi baik, lantas kenapa esensi kehidupan manusia semacam agama, pendidikan, budaya bener bener lenyap dimuka bumi, lihat saja kagoknya Mila kunis ketika membaca doa sebelum makan, sebuah hal yang aneh buat dia, atau beberapa orang pemuda yang buta aksara mengumpulkan beberapa buku yang mereka sama sekali gak tahu isinya apa.

Sosok Eli menjadi lebih sakral dengan misinya, tapi anehnya kesakralan sosoknya yang menjaga Bible itu ternoda dengan membunuh siapa saja yang menghalanginya, sebuah perbuatan yang bahkan dilarang oleh kitab yang dihafalnya luar kepala.

Satu satu scene penggugah dalam film ini adalah ketika Bible, Alquran, Taurat dan sejumlah kitab suci lainnya ditempatkan disatu rak yang sama, Penanda sebuah era baru akan dimulai.

Cast : Denzel Washington, Gary Oldman, Mila Kunis, Ray Stevenson.

Directed by : Albert Hughes and Allen Hughes.

My Rate : 2,9/5
Sent From my iPhone 3GS Read More..

Daybreakers (2009)

Saturday, July 31, 2010 at 6:44 AM

Bersetting pada tahun 2019 hampir 90% populasi dunia adalah vampire, sisanya adalah manusia yang terperangkap menjadi susu perah Vampire, mereka dijadikan penghasil darah yang selalu dikonsumsi oleh vampire, sisanya lagi adalah manusia yang berada di pengungsian dan pelarian, mereka bertahan dari perburuan para vampire.

Edward (Ethan Hawke) adalah seorang Hematologist vampire yang bekerja pada sebuah perusahaan yang produknya cuman satu, darah manusia, kelangkaan sumber daya memaksa para vampire ini melakukan riset untuk mencari sumber daya lain, seperti parodi kehidupan manusia saat ini yang tengah sibuk mencari bahan bakar baru yah ?. Namun Secara tidak sengaja Edward mengalami kecelakaan dan bertemu dengan Manusia yang akhirnya membimbing dia menemukan sesuatu yang lebih dari sebuah substitute, yaitu cure.

Film ini datang tanpa menjelaskan outbreak kenapa dunia tiba tiba di kuasai oleh Vampire, seakan menjadi misteri yang tidak terpecahkan, namun yang menjadi unik adalah tatanan kehidupan vampire gak beda jauh dengan manusia biasa, mereka punya politikus yang muncul di televisi, para karyawan yang keluar masuk subway, bedanya tentu saja ada kiosk kecil yang menjual juice darah, rotasi kehidupan yang diputar, siang jadi malam, malam jadi siang, pakem standar film vampire masih tetap diterapkan, cahaya matahari adalah Haram buat vampire, dan satu hal unik lagi adalah kekurangan asupan darah manusia dapat membuat vampire bermutasi menjadi makhluk yang sangat menyeramkan, semua lebih menarik ketimbang mencari "Cure" untuk vampire ini, scene-scene gore lebih sering bermunculan ketika menampilkam makhluk-makhluk seram ini.

Kalau kamu adalah pecinta film vampire and a big fans of gore, film ini adalah keharusan, tapi kalau pengen melihat vampire ini saling jatuh cinta, silahkan lirik film yang lain.

Vampires Rules and Human Run

Cast : Ethan Hawke, Willem Dafoe, Sam Neil, Claudia Karvan.

Directed By : Michael Spierig and Peter Spierig.

My Rate : 3,0/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

A Single Man (2009)

Friday, July 30, 2010 at 4:03 AM

Tom Ford bukan hanya seorang Fashion Designer / Creative Director Fashion terkenal, tapi dengan debutnya menjadi sutradara film A Single Man, menambah list pengalaman baru, dan inget Film ini bukanlah sebuah produk Trial dan error.

George adalah seorang pria ekspatriat yang tinggal di California, kehilangan pacarnya Jim dalam sebuah kecelakaan tragis, George dan Jim adalah pasangan gay yang telah hidup bersama 15 tahun lebih, dalam suasana duka dan kesendirian yang berlarut larut, George berusaha mengalihkan perhatian pada pria lain dan juga teman senasib dan seperjuangan (Julliane Moore) namun tidak berhasil karena bunuh diri adalah jawabannya.

Tom Ford bermain dengan visual dan pendalaman karakter, filter warna berubah ubah seiring suasana hati George, pendalaman karakter lebih terkonsentrasi pada karakter George yang di gambarkan perfeksionis, pakaian rapi, ritual hidup yang tertata rapi dari pagi hingga tidur kembali, bagusnya Tom Ford tidak terjebak pada scene melodrama yang lebay, dengan melihat sosok George dan curhatannya yang dibikin seperti narasi maka kita jelas bisa tahu kesendirian dia.

Cast : Collin Firth, Julliane Moore, Nicholas Hoult, Matthew Goode.

Directed by : Tom Ford

My Rate : 3,1/5


Sent From my iPhone 3GS Read More..

Just Blog of Mine | Powered by Blogger | Entries (RSS) | Comments (RSS) | Designed by MB Web Design | XML Coded By Cahayabiru.com