Snow Angels (2007)

Wednesday, December 15, 2010 at 3:42 AM

Kate Beckinsale tampil dengan pesona ibu muda yang dirundung masalah keluarga, tapi dengan tetap tidak mengurangi kadar cantiknya, Beckinsale tampil sangat prima dengan menampilkan akting terbaiknya, at least dengan karakter seperti ini Kate berhasil menampilkan sesuatu yang baru diluar karakter karakternya di film Major Studio, (sok tau emang gue ...lol).

Suara tembakan dengan latar sekelompok anak sekolah tengah latihan olahraga adalah awal pembuka film ini, dan selanjutnya penonton digiring kebeberapa bulan sebelum suara tembakan itu terdengar, bersetting disebuah kota kecil, cerita standar ala telenovela digeber, seorang wanita yang ingin berpisah dari suaminya yang mabuk-mabukan, sang suami yang merasa sudah tobat, dilanjutkan dengan affair si wanita dengan suami orang.. Oooppsss lebih tepatnya suami sabahat baiknya, lalu diakhiri dengan tewasnya seorang anak kecil yang berujung pada ujung yang lebih menyedihkan lagi.

Diangkat dari novel bejudul sama, ada banyak sekali plot-plot berlapis, ada masalah dalam masalah, setiap karakter seperti membawa masalah masing masing, lalu kemudian terakumulasi dengan sebuah tembakan, untungnya keribetan plotnya tidak diikuti dengan keribetan penyajiannya, semua tampak alami, tidak ada emosi membabi buta layaknya telenovela.

Love Beckinsale than you'll love snow angels

Cast : Sam Rockwel, Kate Beckinsale, Michael Angarano, Deborah Allen, etc

Directed By : David Gordon Green

My Rate : 3,7/5

Btw sedikit curhat, akhir akhir ini kok gue agak mulai males yah nulis, bahkan untuk dua paragraph saja sepertinya males banget, what should I do ??? :(

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Vertigo (1958)

Friday, December 10, 2010 at 2:22 AM

Dan memang bener efek samping dari menonton film ini adalah Vertigo, pusing memikirkan plotnya yang misterius sekali ditambah dengan twist menarik, o jangan lupa dengan endingnya yang cukup membuat kita terbelalak kagum dan kemudian harus menghela nafas ... Terkepung diantara dua rasa puas dan kecewa.

Scene dibuka dengan kejar kejaran diatap gedung gedung tinggi, dan pemeran utamanya Scottie harus menyaksikan partnernya jatuh dari ketinggian, hal ini yang menyebabkan ia menderita semacam phobia akan ketinggian dan vertigo, ditengah masa rehat sebagai detective, Scottie mendapat tugas untuk menyelidiki isteri seorang jutawan yang oleh suaminya diyakini dirasuki oleh roh orang yang telah meninggal. Scottie awalnya enggan menangani kasus ini, namun akhirnya terjebak dalam sebuah permainan seru.

Sebuah film Alfred Hitchcock yang menurut gue mempunyai pencapaian yang sangat hebat untuk plot, settingan, dan akting pada tahun 1958, bayangkan scene kejar kejaran diatas gedung apartment, pemanfaatan green/blue screen di beberapa scene, walaupun masih kurang halus, namun masih sedap dipandang mata.

Film ini mempunyai kekuatan penuh pada cerita dan twistnya, setidaknya ada dua babak dengan dua ending yang menarik yang ditawarkan, dan sutradara sepertinya memang sanggup membuat gue puas tapi kemudia duduk terhenyak sambil menahan nafas.

Sepertinya Alfred Hitchcock menjadi salah satu sutradara favorite gue, saatnya mencari film filmnya yang lain :)

Cast : James Stewart, Kim Novak, Barbara Bel Geddes, Tom Helmore, etc

Directed By : Alfred Hitchcock

My Rate : 4,3/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

The Virgin Suicides (1999)

Saturday, December 4, 2010 at 2:22 AM

Film ini terus terang sempat membuat gue harus menghela nafas dalam - dalam dan terperangah dengan endingnya, Sofia Coppola maunya apa yah ? Kok bisa bisanya film ini membuat gue frustasi.

Berfokus pada keluarga Lisbon, keluarga Amerika yang taat beragama, punya lima orang putri yang cantik, di awal scene kita disuguhi percobaan pembunuhan oleh putri mereka yang paling kecil, hal ini sontak membuat penduduk kota geger dan menjadi topik pembicaraan, Ronald Lisbon yang bertindak sebagai keluarga akhirnya sedikit memberi ruang kebebasan pada anaknya, tampak dari luar memang keluarga Lisbon sangat dispilin dan tertutup, sedikit ruang kebebasan yang diberikan oleh Ronald awalnya berdampak positif pada anak-anaknya, namun salah satunya yaitu lux Lisbon (Kirsten Dunst) yang paling dominan diantara putri putri Lisbon terlibat sex bebas, dan entah kenapa beberapa saat kemudian putri-putri Lisbon kembali mengasingkan diri, komunikasi mereka dengan dunia nyata hanyalah lewat empat orang pria tentangga mereka, komunikasi hanya dibangun lewat telephon dan lagu. Hingga pada suatu malam Putri - putri Lisbon mengundang ke-4 pria tetangga mereka untuk mampir dan melarikan diri.

Bersetting tahun 70-an, musik Rock n Roll masih dianggap benda haram, terlihat ketika Sara Lisbon, ibu mereka membakar beberapa piringan hitam milik putrinya yang menurutnya memberi pengaruh buruk akan keadaan keluarganya.

Menurut gue melihat tingkah polah Putri Lisbon dari luar sama sekali tidak mengindikasikan keberanian mereka untuk bunuh diri, mereka terlihat sehat secara fisik, bahkan tidak ada tekanan berat yang harus dirasakan oleh putri putri mereka, lantas apa penyebab dari semua ini ? Sampai diujung sebetulnya masih menjadi misteri buat gue.

Sofia Coppola, gue terkesima dengan Lost in Translation dan Marie Antoinette, gaya penyutradaraanya yang membuat sebuah cerita yang biasa saja jadi kelihatan sangat menarik, berbeda dengan 2 film diatas, The Virgin suicides lebih dalam menggarap sisi psikologi seseorang, tak lupa Sofia Coppola menyisipkan sisi horror, tentu saja di beberapa plot kita akan berpikir apakah ini film horror ???

The Virgin suicide bukanlah film hiburan, butuh pemahaman untuk menontonnya, kalaupun tidak terhibur dengan ceritanya, pastikan Kirsten Dunst abg dapat menghibur kalian dengan gaya gayanya yang manja. Lol

Cast : James Woods, Kathleen Turner, Kirsten Dunst, Josh Hartnett etc.

Directed By : Sofia Coppola

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Thirst (Korea - 2009)

Thursday, December 2, 2010 at 2:46 AM

Dimata gue, Thirst memberikan gambaran sosok Vampir yang manusiawi, tidak ada seringai yang berlebihan, emosi yang tercipta ketika seorang manusia berubah menjadi vampir sepertinya mewakili sebuah realita, itupun kalau vampir bener bener exist yah. Lol.

Seorang pendeta mendedikasikan hidupnya menjadi Martyr of God, caranya adalah menjadikan tubuhnya sebagai media ekperimentasi dalam mencari vaksin sebuah penyakit, hingga pada suatu saat dia mengalami keadaan kritis namun akhirnya terselamatkan karena tubuhnya di suntikkan 'darah' yang terkontaminasi dengan darah Vampire, dan inilah babak pertama dalam film ini, selanjutnya Pendeta itu menjadi semacam malaikat dimana ia mempunyai kemampuan menyembuhkan penyakit, berlanjut ke plot inti, dimana ia berbagi rahasia dengan seorang istri dari pasiennya, hubungan yang akhirnya mengubah sang wanita menjadi vampir dan pergolakan diantara dua karakter vampir yang baik dan jahat.

Thirst memang berarti "haus" disini diartikan sebagai kehausan akan darah manusia, tapi tenang scene yang ditampilkan tidaklah se-gore yang gue perkirakan, percikan darah memang pasti ada tapi kekuatan cerita juga menyeimbangi, Vampire pun dikembalikan ke karakteristik aslinya, Haus darah manusia, tak ada V-juice yang dapat mensubsitusi darah manusia seperti pada serial True Blood, dan juga hanya keluar pada malam hari, tentu saja bentuknya persis seperti manusia normal tidak seperti penggambaran The Cullens yang bersinar.

Karakter vampire wanita difilm ini sangat menarik perhatian, melihat aktingnya yang terkadang komikal, keberaniannya berakting dalam scene ML juga patut di acungkan jempol, bahkan karakternya menjadi puncak dari film ini.

Ending part adalah scene yang paling maksimal, beberapa pasti akan merasa kecewa melihat tidak ada satu katapun terucap dari dua karakternya, kita hanya disajikan adegan kucing kucingan antara dua character dan ditutupi dengan simbol sepatu yang jatuh, sebuah ending yang sangat menarik menurut gue.

Menonton film ini dan membandingkan dengan The Twillight series persis seperti membandingkan sebuah film bagus dengan sinetron ular ularan di Indosiar. :)

Cast : Kang-ho Song, Ok-bin Kim, Hae-sook Kim, Ha-kyun Shin, etc

Directed : Chan-wook Park

My Rate : 3,8/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Just Blog of Mine | Powered by Blogger | Entries (RSS) | Comments (RSS) | Designed by MB Web Design | XML Coded By Cahayabiru.com