Serigala Terakhir

Wednesday, June 30, 2010 at 1:53 AM

Upi Avianto berusaha menyajikan film drama action dengan settingan perkampungan kumuh ala kota besar dan memadukannya dengan costume gemerlap berwarna warni, bayangkan para preman yang berani mati ini memakai pakaian berwarna warna terang merah kuning dsb ditengah para figuran kampung kumuh, Hasilnya : JANGGAL dan TAK MEMBUMI.

Mari temui 5 sahabat yang tumbuh bersama sejak kecil, terlibat perkelahian dan bikin onar serta memalak pedagang adalah kebiasaan mereka sehari hari, dalam satu perkelahian salah satu diantara mereka secara tidak sengaja membunuh dan akhirnya masuk penjara, konflik mengalir lancar diselipkan dengan kisah cinta penuh drama antara para karakternya.

Durasi nya yang hampir 135 menit terlalu panjang ditambah ending yang memberi peluang akan hadirnya sequel film ini, apakah Upi berpikiran membuat film semacan Godfather hingga menjadi 3 Part ? Kekeselan juga muncul ketika gue menyaksikan adegan tembak tembakan dengan suara senapan yang melempem khas film indonesia jaman 80-an.

Scene scene dinamis disela sela jalan kecil perkampungan kumuh disajikan Upi dengan sangat dinamis dan menarik, pun dengan filter warna yang menarik apalagi scene ending ketika dua karakter utama bertemu, warna sepia sanggup mendramatisasi adegan ini.

Cast : Vino G. Bastian, Fathir Muchtar, Dion Wiyoko, Dallas Pratama, Ali Syakieb, Fanny Fabriana.

Directed By : Upi Avianto

My Rate : 3,01/5


Sent From my iPhone 3GS Read More..

Air Terjun Pengantin

Sunday, June 27, 2010 at 2:45 AM

Masih terngiang ditelinga ketika Rizal Mantovani bercerita penuh semangat bahwa ia akan membuat film slasher gore yang bagus di Film Air Terjun Pengantin ini, pengharapan tentu semakin memuncak, ditambah come backnya Tamara Blezynski plus scene scene menantangnya tentu jadi nilai tambah. Tapi semua sirna karena slasher yang ditawarkan masih sangat kasar bak film 80-an ditambah scene scene Pamer kutang dan cd nya Tante Tamara di babat habis-habisan oleh badan sensor, jadilah satu jam setengah yang penuh derita menonton film ini.

Seorang wanita yang trauma karena kecelakaan diajak berlibur oleh pacarnya kesebuah pulau bernama Air Terjun Pengantin, ditemani beberapa pasangan lainnya mereka berangkat, sesampai dipulau singkat kata singkat cerita satu persatu dari mereka mulai dihabisin oleh seseorang yang memake topeng mirip petruk, lol.

Film bertema slasher thriller ini seakan membodohi akal dan pikiran gue, perhatikan setting-nya yang hanya itu itu saja, air terjun, pelabuhan, rumah sang pembunuh dan hutan, 4 lokasi yang dibolak balik, bayangkan saja para karakternya yang mondar mandir secepat kilat di keempat setting tersebut, sungguh sangat menjemukan. Persis melihat settingannya extravaganza. Lol.

Kelihaian Rizal mantovani bikin video klip musik emang kebawa di film ini, kameranya bergerak bebas
Dan lighting yang menerangi hutan terkadang sangat lebay.

And as for Tamara Blezinski, senang melihat penampilannya di film ini walau badan sensor memotong habis scene scene indah di versi dvd ini dan hanya meninggalkan satu dan dua scene saja, Tyas Mirasih dkk pun tak mau ketinggalan, scene mandi bersama seakan memberi nilai plus dari gue lol.

Cast : Tamara Blezynski, Marcel ChandraWinata, Tyas Mirasih, Kiran Sidhu. Etc

Directed : Rizal Mantovani

My Rate : 1,5 ditambah 1 karena scene two pieces para aktrisnya jadi 2,5/5


Sent From my iPhone 3GS Read More..

Cinta Setaman

Saturday, June 26, 2010 at 2:22 AM

Tidak seperti "Pachinko" yang lumayan susah gue telaah, karya Hari Dagoe satu ini lebih dapat diterima semua kalangan, berjalan dengan mulus tanpa memberikan hambatan dalam pemahaman jalan ceritanya. Atau bisa dibilang lebih "ngepop".

Cinta Setaman adalah Sebuah film utuh yang dibagi banyak segment, namun semua karakter mempunyai tautan satu sama lain, walaupun beberapa diantaranya tidak memiliki tautan secara langsung tapi diending mereka dihadirkan dalam satu setting. (Agak maksa sech sebenarnya)

Cinta Setaman adalah cerita cinta universal, yuk gue review dikit persegmentnya yah :

Segment Pertama:
Seorang anak kecil yang bekerja sebagai tukang angkat barang dipasar, disegment ini belum jelas arah cinta yang dituturkan, tunggu sampe segment terakhir ketika sang anak terbengong bengong menyaksikan seorang wanita muda yang tengah senam.

Segment Kedua:
Dua saudara penjual dvd bajakan, salah satu diantara mereka sangat addict dengan kopi, kemungkinan ini bentuk cinta terhadap kopi (benda).

Segment Ketiga:
Seorang siswi SMA yang naksir berat sama gurunya, berkat kehidupan "bebas" Ibunya, siswi tersebutpun belajar cara menggoda sang guru, jangan lupa untuk menyaksikan segment ini karena ada scene istimewa dari Djenar MaesaAyu yang cukup membelalakan mata.

Segment keempat:
Seorang Jepang yang sangat mencintai seorang wanita Indonesia, dan rela melakukan hal terbodoh dalam hidupnya.

Segment kelima:
Seorang crew TV beranak 4 yang selalu dicerewetin sang istri ketika berada dirumah.

Segment Keenam:
Seorang kepala sekolah TK yang dirundung kerempongan pagi hari tiba tiba suaminya minta menikah lagi alias poligami.

Segment ketujuh:
Nah disegment ini sutradara kekurangan pemain sehingga memberdayakan dirinya sendiri, cerita berfokus pada seekor ikan arwana.

segment kedelapan:
Seorang Pria gay yang menjual diri dan uangnya diberikan pada ibu tercinta untuk naik haji.

Film ini bertabur bintang, sungguh agak rempong kalau menyebutkan satu persatu, yang lumayan dapat perhatian adalah Julia Perez yang menurut gue dia punya kemampuan berakting, penampilan berani oleh Djenar Maesa, Marsha Timoty yang tampil sangat cantik dengan jilbabnya, Atiqah Hasiloan yang juga tampil bagus.

Yang kurang menyenangkan buat gue adalah posternya yang sumpah tidak menarik sama sekali, dan terbukti Harry Dagoe kembali membuat poster "Melodi" persis seperti film film Hongkong kelas Z, segment yang terlalu banyak sehingga gue gak tahu harus fokus kemana, berikutnya adalah ending yang menyelipkan penjual kaki lima yang berkoar koar seputar keadaan bangsa yang mulai hancur dan diakhiri dengan kedatangan polisi, sungguh gak ada hubungannya dengan jalan cerita, entah apa maksud si Harry dengan scene ini.

Diantara komplenan seputar film ini, tetep gue respect, karena masih ada film yang bagus yang terus diproduksi di negeri ini.

My Rate : 3,1/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Pandorum

Friday, June 25, 2010 at 3:32 AM

Berbekal dengan kebodohan soal film dengan genre science futuristic seperti ini, maka gue memberanikan diri menonton sebuah film yang lumayan menegangkan "Pandorum" walaupun setelah itu film ini meninggalkan sejuta pertanyaan, teteup sech gue enjoy aja nonton-nya.

Diawali dengan dua astronot yang terbangun dari kapsul tidur mereka di sebuah pesawat ruang angkasa yang tak berpenghuni, mereka tidak mengingat apapun yang terjadi sebelumnya, bahkan mereka pun tidak mengingat siapa mereka dan apa misi mereka, satu satunya panduan adalah tatoo angka yang terletak di tangan masing-masing, salah satu dari mereka memutuskan untuk meneliti lebih dalam kearah pesawat induk dengan bantuan radio transmitter di ruang utama, namun perlahan tapi pasti mereka malah diburu.

Nah, sebenarnya Pandorum itu apa yah ? Kalau menurut gue, Pandorum adalah semacam after effect yang ditimbulkan oleh "sesuatu", ditandai dengan shaking, gelisah dsb, namun apakah effect selanjutnya dapat membuat manusia berubah menjadi makhluk aneh yang doyang daging dan darah, gue juga gak tahu, tapi keberadaan makhluk makhluk aneh dalam pesawat tersebut sepertinya hasil dari Pandorum itu, Correct me if I'm wrong yah, secara lagi males bener mengoogle.

Cast : Dennis Quaid, Ben Foster, Cam Gigandet, Antje Traue

Directed by : Christian Alvart

My Rate : 3,2/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Hari Untuk Amanda

Thursday, June 24, 2010 at 1:33 AM

Boleh donk kalau gue bilang film "Hari untuk Amanda" ini adalah salah satu film Indonesia terpuji tahun lalu. Dengan plot sederhana, dialog yang segar, scene yang tidak terlalu didramatisir, music yang catchy, ditambah ending yang memuaskan, membuat film ini menorehkan prestasi hebat buat gue.

Mari ketemu dengan Amanda, seorang cewek yang tengah rempong dengan persiapan pernikahannya,mengantarkan undangan, fitting baju penganten, catering, gedung dsb, namun pagi itu dia malah mendapatkan sebuah kotak berisi barang-barang kenangan ketika masih berpacaran dengan Hari, mantannya sedari SMA. Untuk menuntaskan semua "rasa" dengan Hari, Amanda memberanikan diri kerumah Hari untuk memberikan undangan dan mengembalikan semua barang kenangan mereka berdua. Namun yang ada Amanda malah terjebak dengan permainan gila Hari, dan susah tentu sehari bersama Hari adalah hari penting buat Amanda dalam menentukan pasangan hidupnya.

Plot sederhana dengan penyajian maksimal, tidak ada scene scene indah ala film romantis lebay, film ini berhasil membumi dan penonton sanggup merasakan kegundahan Amanda dalam penentuan sikapnya, akting yang wajar ditampilkan oleh semua aktornya. Dan coba deh dengar soundtracknya berjudul "So Right" dari Music For sale, musiknya ear catchy dan sekarang udah masuk di iPod gue .. :)

My Rate : 3,5/5


Sent From my iPhone 3GS Read More..

The Fourth Kind

Tuesday, June 22, 2010 at 10:52 PM

Ditengah banyaknya kritik menyudutkan film ini, gue malah menemukan keunikan penyajian film ini, yang oleh Olatunde Osunsanmi (Sutradara) film ini disajikan lebih real dengan menampilkan footage asli dari taping session antara Abbey Tyler dengan pasien pasiennya, dan ditampilkan dalam 2 frame, format dokumentasi dan filmnya sendiri.

Meet Abbey Tyler (Milla Jovovich) seorang Psychologist yang mendapati banyak pasien yang trauma akan kehadiran makhluk asing dan melakukan penyiksaan. Dan suaminya pun menimpa hal yang sama hingga tewas. Namun lebih buruk lagi Dr. Abbey Tyler pun dihantui akan kehadiran Alien, konflik tambahan adalah ketika semua orang disekitar dr Abbey, yaitu teman, polisi dan bahkan anaknya sendiri tidak mempercayai apa yang tengah dialaminya.

Fourth Kind sendiri adalah sebuah step perjalanan makhluk asing dimuka bumi, dari yang gue baca first kind adalah step dimana Alien mulai melakukan penampakan, the second kind adalah ketika kita menemukan bukti bahwa Alien itu nyata ke eksis-annya, dan third kind adalah terjadinya komunikasi antara manusia dan Alien, sementara fourth kind adalah fase dimana manusia mulai dijajah oleh makhluk asing, salah satu bentuknya adalah penyerangan dan penculikan manusia.

Milla Jovovich sebagai phychologist tampil lebih kuat dibandingkan dengan footage yang mengambarkan dr. Abbey Tyler sebenarnya, atau karena gue udah sering melihat sosok Mila yang "tangguh" di Joan Arc atau pun di serial Resident Evil maka segala tekanan apapun rasa rasanya bisa dilewati sama dia. Lol

Selebihnya tidak ada yang istimewa dari film ini, pun endingnya tidak berpihak kemanapun, pas dengan ucapan Mila Jovovich diawal film "In the end, what you believe is yours to decide"

My Rate : 3,05/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

Wayang

Sunday, June 6, 2010 at 4:47 AM

Film Produksi Malaysia ini bukanlah wayang film seperti pengertian wayang dalam bahasa melayu tapi bener bener wayang kulit seperti pengertian kita sebagai orang indonesia. Pencurian kebudayaan lagi kah ???

Bersetting di negeri Kelantan Malaysia, seorang bernama Pak Weh berprofesi sebagai Dalang, diusia yang cukup "matang" itu dia berusaha mengajarkan sang anak bermain wayang namun sang anak tidak mempunyai bakat, ditengah kegundahan akan kelanjutan penerusnya, Pak Weh mengadopsi seorang anak laki laki buta dan dilanjutkan dengan kedatangan seorang anak perempuan cadel yang suka sekali wayang datang kerumahnya dan akhirnya diadopsi. Cerita berlanjut sampe dewasa kedua anak adopsi tersebut berhasil menjadi Dalang yang unik, mereka mempresentasikan wayang secara modern, konflik kecil dihadirkan, seorang udztad menilai wayang kulit adalah seni yang Haram dengan dalil memperlakukan benda mati layaknya sebagai makhluk hidup. Dan banyak konflik konflik lain yang meramaikan film ini.

Lantas filmnya menarikkah untuk ditonton ? Film ini cukup tampil jujur, pertama bahasa yang digunakan adalah bahasa kelantan, yang kalau diperhatikan adalah gabungan bahasa minang dengan bahasa melayu, contoh ambo = saya, mengecek = ngomong dan banyak kata kata yang berasal dari bahasa minang lainnya, para aktornya berakting natural, terutama aktor yang berperan sebagai tuna netra yang gue rasa cukup maksimal memerankan karakternya.

Kejujuran berikutnya adalah ketika Pak Weh mengajar tentang Wayang dikelas dia menjabarkan bahwa Wayang Kulit berasal dari tanah Jawa dan mengalami percampuran dengan budaya Melayu, contoh beberapa karakter Wayang berubah nama menjadi Sri Rama dan Putri Siti Dewi, kocak yah.

Secara sinematography tidak ada yang istimewa dari film ini, bahkan terkesan amatiran, warna film standar dan sama disemua scene, tidak ada emosi yang bergejolak, padahal dari segi cerita, Wayang yang jadi plot utama bisa di sajikan dengan sinematography yang menarik.

Kesimpulan sementara : Malaysia sudah berani membuat film dengan plot utama Wayang, lantas kita sebagai pemiliknya apakah berani membuat film Wayang juga ??? :think:

My Rate : 2,4/5


Sent From my iPhone 3GS Read More..

Cin(T)a

Thursday, June 3, 2010 at 9:30 AM

But since they call You (Allah, YHV, El, God, Tuhan) with different names, they can't love each other. -cin(T)a-

Terlalu banyak quote bagus di film ini, bahkan setiap line yang keluar dari bibir aktornya adalah ungkapan-ungkapan soal cinta dan perbedaan antara mereka yang terasa sangat mendayu dayu, kontroversi dan indah.

"Kenapa Tuhan Menciptakan manusia berbeda-beda bila Tuhan harus disembah dengan satu cara? Makanya Allah menciptakan Cinta, supaya yang berbeda-beda bisa tetap satu"

Ayo ketemu dengan pasangan Cina dan Nisa, pasangan beda ras yang saling mencintai, terbentur dengan perbedaan agama, sesuatu yang oleh keduanya tidak dapat dipertemukan, jadilah kisah cinta mereka seperti diskusi berat para ahli agama ketemu dengan philisofer (bener gak tuh nulisnya ???) Setiap scene berisi pergolakan akan perbedaan dan cinta. Indahnya film ini adalah endingnya yang tidak memihak Nisa ataupun Cina.

Tema seperti ini sudah pasti bakal menjadi sesuatu yang sangat sensitif di Indonesia saja, tapi kalo dilihat dinegara lain sepertinya perbedaan agama bukanlah hal yang sangat penting, pun film Hollywood sepertinya tidak pernah membahas tema perbedaan agama.

Film ini mengalir cepat dengan durasi yang gak terlalu lama, terasa beberapa kekurangan disana sini, terutama pada kedua aktornya, walau chemistry mereka terasa namun dibeberapa scene percakapan dengan muatan berat ini terasa hambar dalam pengucapannya, teori dan quote yang disajikan terasa aneh ketika diucapkan oleh Nisa yang difilm ini diberi karakter seorang artis yang melarikan diri dari kejaran infotainment dan berhadapan dengan tugas kuliah yang gak selesai selesai, kata kasarnya, cewek cantik yang bodoh, namun dimulutnya keluar quote quote menarik seputar kehidupan.. :think:

Pengambilan gambar yang unik jadi nilai tambah, scene ketika Nisa latihan presentasi tugas akhir yang dibikin sangat menarik, atau ketika mereka diputer puter dan mereka mengeluarkan (lagi-lagi) quote menarik, dan simbolisasi jari mereka yang dibuat seperti boneka. Cukup menarik dan artistik. Ditambah footage asli pasangan pasangan beda agama yang diselipkan diawal tengah dan ending film.

Film dengan tema God vs Love ini dibikin dengan semangat kebebasan yang tinggi, setahu saya tidak banyak sineas senior yang terlibat, namun hasilnya maksimal, bravo buat tim produksinya.

Quote yang paling menarik buat saya adalah ... "Gimana kamu bisa tahu kalau aku akan setia padamu kalau Tuhanku sendiri aku ingkari .." Kalimat tepatnya gak seperti itu, tapi sangat mengena sekali buat orang yang pindah agama hanya untuk kawin.

My Rate : 3,4/5

Sent From my iPhone 3GS Read More..

The Taking Pelham 123

Wednesday, June 2, 2010 at 1:35 AM

Apalah artinya uang ratusan juta dollar kalau akhirnya mati juga, oopsss spoiler banget yah.

Empat orang bersenjata membajak sebuah kereta bawah tanah di New York, di pimpin oleh Ryder (John Travolta) para pembajak mengingkan pemerintah membayar $ 10 juta dalam satu jam atau mereka menembaki satu persatu penumpang. Dan Ryder pun hanya mau bernegosiasi dengan Walter Garber seorang karyawan Kereta yang tengah tersangdung kasus penyuapan, sang gubernur New York menyanggupi tawaran pembajak, namun sedetik saja telat maka nyawa para sanderapun melayang.
Film aksi ini awalnya punya plot yang standar, pembajak meminta tebusan, nggak ada yang baru khan, tapi beberapa twist dihadirkan sebagai bumbu penyedap, terutama latar belakang Ryder dan keunikannya dalam meminta ransom yang hanya 10 juta dollar.

Dua aktor papan atas beradu akting, yaitu John Travolta dan Denzel Washington, gue suka keduanya, dan mereka bermain bagus di film ini, hal yang patut kita contoh adalah sistem subway Amerika yang sudah terkomputerisasi secara baik, bahkan di kereta pun tersedia layanan wifi. Lantas bagaimana dengan sistem perkereta-api-an kita ???

Tony Scott dan Denzel Washington sepertinya sudah sering bekerjasama, The Taking of Pelham 123, Deja Vu dan Man on Fire, tapi sanggup gak yah melibas kerjasama Tim Burton dan Johnny Depp ???

My Rate : 3,1/5


Sent From my iPhone 3GS Read More..

Just Blog of Mine | Powered by Blogger | Entries (RSS) | Comments (RSS) | Designed by MB Web Design | XML Coded By Cahayabiru.com